ADA alasan bagi Prof. Widjojo Nitisastro untuk menarik napas
lega sesudah pemilu ini. Angka-angka Indeks. Biaya Hidup
keluaran BPS sejak beberapa bulan lalu tak perlu membuat gundah
hati para pengatur ekonomi itu. Selama Maret yang lalu, IBH
menunjukkan bahwa inflasi selama tahun fiskal 1976/1977 hanya
12%: satu tingkat terendah yang bisa dicapai selama ini. Itupun
terutama berkat harga bahan makanan pada periode yang sama ber
hasil ditekan hingga hanya naik dengan F 11%.
Sekalipun harga beberapa bahan kebutuhan pdkok seperti gula dan
minyak goreng agak melonjak akhir-akhir ini, tapi harga beras
bisa dikendalikan dengan baik. Harga beras yang pada awal 1976
masih berkisar sekitar Rp 155 sekilo, kini bisa dibeli dengan
harga sekitar Rp 135 sekilo. Impor besarbesaran yang dilakukan
Bulog, agaknya berhasil mengimbangi kekurangan produksi beras
dalam negeri yang diakibatkan paceklik panjang tahun 1976.
Di samping dikendalikannya harga bahan makanan, maka inflasi
yang rendah selama enam bulan terakhir ini juga dimungkinkan
berkat adanya kredit perbankan yang agak ketat. Tingkat
pertambahan kredit bank selama 1976 menunjukkan tendensi yang
terus menerus merosot. Dari pertambahan sebesar 9% selama
kwartal pertama 1976 kenaikan pada kwartal terakhir merosot
menjadi 5%. Selama kwartal pertama tahun ini, kredit bank hanya
naik dengan 1%.
Dari segi penawaran, memang pertambahan dana yang tersedia di
bank kurang begitu menggembirakan selama 1976. Dana kredit yang
tersedia di bank-bank di Jakarta selama waktu itu naik dengan
35. Padahal setahun sebelumnya pertambahan dana tersebut masih
sekitar 54%. Selama kwartal pertama 1976, pertambahan dana masih
bertambah dengan 24. Tapi pada kwartal terakhir hanya naik
dengan 1%.
Drastis
Karena separoh dana kredi ini berupa deposito berjangka, maka
perkembangan dana ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan
deposito berjangka. Dan justru perkembangan deposito berjangka
ini menunjukkan tendensi yang terus merosot. Tiga bulan terakhir
ini jumlah deposito berjangka hanya naik dengan 2%, padahal pada
kwartal-kwartal sebelumnya deposito berjangka selalu meningkat
di atas 10%.
Merosotnya kenaikan deposito secara drastis ini disebabkan
karena pemerintah menurunkan bunga deposito pada awal tahun ini.
Bunga untuk deposito satu tahun diturunkan dari 15, setahun
menjadi 12% setahun, dan untuk deposito dua tahun bunganya turun
dari 24% menjadi 18%. Selama ini deposito termasuk Tabanas
merupakan simpanan yang aman bagi pemilik uang. Begitu besar
daya tariknya hingga banyak yang mengkhawatirkan bahwa bursa
Saham yang direncanakan pemerintah itu tak akan berkembang.
Masyarakat akan lebih suka menyimpan uangnya dalam bentuk
deposito dari pada menggunakannya untuk membeli saham di Pasar
Modal. Karena itu untuk mengembangkan Pasar Modal, daya tarik
deposito mesti dikurangi. Ini berarti bahwa dalam masa mendatang
dapat diharapkan pemerintah akan menurunkan suku bunga deposito
secara bertahap.
Resesi Mini
Apakah penurunan bunga deposito disertai dengan penurunan bunga
kredit? Ternyata tidak. Sebab tiga bulan sejak bunga deposito
diturunkan, pemerintah nampaknya belum berminat untuk menurunkan
suku bunga kredit. Nampaknya ini satu tindakan pemerintah yang
disengaja untuk menstabilkan ekonomi menjelang Pemilihan Umum
dengan menimbulkan satu mini resesi dengan sedikit korban di
sektor bisnis.
Yang menjadi pertanyaan adalah: Apakah suku bunga kredit pada
tingkat sekarang ini akan bisa dipertahankan? Dengan bunga yang
berkisar antara 18% dan 24% setahun, maka bunga kredit rupiah
irasa terlalu tinggi oleh kebanyakan sektor industri. Hal ini
makin terasa apabila bunga kredit dalam valuta asing berkisar
antara 6 dan 7% setahun dus sepertiga bunga kredit rupiah.
Bagi industri, pinjam kredit dalam valuta asing jauh lebih murah
dari pada cari kredit rupiah. Kalau keadaan seperti ini
berlangsung terus, maka kredit valuta asing yang dipinjarm
perusahaanperusahaan di sini akan bertambah dan akan menyaingi
dengan keras tawaran kredit rupiah yang ditawarkan bank-bank
nasional. Untuk bersaing, maka ak ada alternatif bagi bank-bank
nasional kecuali harus ikut juga menurunkan bunga kredit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini