Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Si Kembar Menyerbu Pasar

Pertempuran mobil kelas MPV akan semakin sengit. Toyota dan Daihatsu mulai memukul genderang perang dengan meluncurkan Avanza dan Xenia. Siapa menyusul?

11 Januari 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lelaki berbaju putih berambut keperakan itu tampak serius mengamati setiap detail Toyota Avanza yang dipajang di Auto 2000, dealer Toyota di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.

Utomo, nama pria itu, bukanlah satu-satunya pelanggan yang naksir produk baru Toyota itu. Ada juga sepasang suami-istri yang antusias memperhatikan Avanza.

Utomo mengaku kepincut pada Avanza karena beberapa alasan. Pertama, harganya relatif murah, berkisar Rp 90 juta-Rp 100 juta. Kedua, meski murah, desainnya bagus. Selain itu, Avanza juga lebih aman karena memiliki "hidung".

Menurut Guntur Suaidy, Sales Supervisor Auto 2000, awal Desember tahun lalu jumlah Avanza yang dipesan baru 70 unit. Namun, memasuki Januari, jumlahnya terus meningkat hingga mencapai 250 unit. Dia memperkirakan para pemesan Avanza baru bisa mendapatkan mobilnya sekitar Agustus hingga September.

Tony H. Supatra, General Manager Toyota Astra Motor, menjelaskan bahwa sejak Avanza ditawarkan November lalu hingga saat ini total jumlah pesanan yang masuk ke berbagai dealer Toyota telah mencapai 15 ribu unit.

Lonjakan jumlah pemesan juga dialami saudara kembar Avanza, Daihatsu Xenia. Andrie Budiono, Manajer Operasional Tunas Daihatsu Jakarta, mengakui bahwa sejak Desember lalu pihaknya telah menerima 130 pemesan Xenia. Dari jumlah tersebut, 75 persen memesan Xenia 1.000 cc, sedangkan 25 persen sisanya untuk tipe 1.300 cc. Bagi pemesan Xenia, mobil paling cepat bisa diterima pada April atau Mei.

Wakil Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor, Noertjahjo Darmadji, mengungkapkan bahwa hingga pekan lalu jumlah pemesanan Xenia total mencapai 8.200 unit. Sehingga, jika digabungkan, pesanan Daihatsu Xenia dan Toyota Avanza hingga pekan lalu total men-capai 23.200 unit. Pihak Astra optimistis sepanjang tahun ini bisa menjual sekitar 43.200 unit Avanza-Xenia.

Jumlah itu, menurut Noertjahjo, sesuai dengan kapasitas produksi kedua mobil tersebut yang pada tahun pertama hanya berkisar 3.600 mobil per bulan. Dari jumlah tersebut, menurut Tony Supatra, Toyota mematok target penjualan sekitar 2.400 unit Avanza per bulan.

Sedangkan Daihatsu mematok target lebih rendah. "Sekitar 1.200 unit Xenia per bulan," kata Ronny Ramli, Kepala Operasional Astra International-Daihatsu.

Tony berpendapat bahwa kunci sukses Avanza dan Xenia cukup sederhana, yakni bagaimana memproduksi mobil murah, aman, sekaligus nyaman. Dia ber-cerita bahwa proses pembuatan mobil tersebut telah berlangsung sejak 1998.

Ketika berbagai negara di Asia Tenggara dihantam krisis moneter 1997 lalu, harga mobil melonjak naik. Khusus di Indonesia, harga Kijang yang semula cuma Rp 40 jutaan melonjak hingga menjadi Rp 120 jutaan. Akibatnya, Toyota tak memiliki jagoan yang bisa bermain di pasar mobil dengan harga di bawah Rp 100 juta.

Dalam waktu yang bersamaan, Daihatsu juga berminat membuat multi-purpose vehicle (MPV) murah yang mendekati kualitas Kijang. Riset pengembangan Avanza-Xenia semakin intens setelah kantor pusat Toyota membeli 52 persen saham Daihatsu pada tahun 2000.

Buah perkawinan Toyota-Daihatsu itu lantas melahirkan Avanza-Xenia. Noertjahjo pernah mengungkapkan bahwa desain mobil tersebut sepenuhnya ditangani pihak prinsipal di Jepang. Desainnya disesuaikan dengan kegemaran masyarakat Indonesia. "Ada hidungnya dan mampu memuat banyak penumpang."

Kedua mobil tersebut juga akan diekspor ke pasar internasional. "Ini bagian dari strategi global dari prinsipal dalam mengembangkan mobil murah, efisien, dan hemat energi."

Mengenai apakah kedua merek tersebut nantinya akan bertempur di lapangan, Noertjahjo menjelaskan, "Saya kira tidak. Daihatsu dan Toyota memiliki penggemar sendiri." Rencananya, Toyota Avanza bakal bermain di pasar MPV kelas Rp 90 jutaan ke atas dengan dua varian (1.300 cc). Sedangkan Xenia, kata Noertjahjo, akan lebih terfokus ke pasar MPV "murah". Wajar jika Xenia meluncurkan tiga varian, yakni tipe Mi (standar, 1.000 cc) seharga Rp 69,5 juta, tipe Li (deluxe 1.000 cc) seharga Rp 77,5 juta, dan tipe Xi (deluxe, 1.300 cc) seharga Rp 88,5 juta.

Pengamat industri otomotif, Suhari Sargo, mengakui bahwa kehadiran Xenia dan Avanza cukup fenomenal karena hingga saat ini promosi penjualan mobil kembar itu belum resmi dilakukan. Rencananya baru 15 Januari ini kedua mobil tersebut diperkenalkan secara resmi kepada publik.

Suhari memperkirakan, Avanza-Xenia akan menjadi ancaman serius bagi produsen mobil dengan harga di bawah Rp 100 juta. Misalnya Suzuki Carry, Colt T 120 SS, dan Daihatsu Zebra. "Selain itu, harga mobil bekas juga bakal anjlok."

Toh, gebrakan si kembar itu tak membuat gentar Grup Indomobil. Sikap tersebut ditegaskan Subronto Laras, Presiden Komisaris PT Indomobil Sukses Internasional. "Avanza dan Xenia tak akan banyak mempengaruhi pasar Suzuki." Selaku Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Suzuki, Indomobil bahkan merasa tak perlu mengurangi harga jual Suzuki Carry atau Futura untuk bersaing dengan kedua mobil tersebut.

Salah satu kekuatan Suzuki yang mungkin sulit disaingi, kata Subronto, adalah kemudahan perawatannya. Ia yakin konsumen Suzuki tak mudah ber- paling ke merek lain. Ia justru memperkirakan yang paling terkena imbas akibat kelahiran Avanza dan Xenia adalah merek-merek pada Grup Astra sendiri. Misalnya Toyota, Isuzu, dan Daihatsu. "Mereka akan saling makan. Terutama pangsa Kijang, Daihatsu Taruna, dan Zebra," tuturnya.

Hal lain yang memperkuat keyakinan Subronto, karena pangsa terbesar Suzuki Carry bukanlah konsumen individu, melainkan pengusaha transportasi. Permintaan mobil jenis itu untuk angkutan perkotaan (angkot) masih yang terbesar. Setiap bulan mencapai 2.000 hingga 3.000 unit.

Meskipun begitu, Indomobil tidak diam begitu saja menanggapi genderang perang yang ditabuh Toyota dan Daihatsu. Untuk menghadang laju penjualan Xenia-Avanza, dalam waktu dekat Suzuki juga akan meluncurkan MPV murah bernama Every Plus. Bentuknya mirip Suzuki Karimun, tapi dengan bodi lebih panjang, dan akan dijual di bawah Rp 100 juta.

Jika demikian, pertempuran mobil kelas MPV memang akan semakin sengit. Soalnya, kata Suhari Sargo, pasar otomotif tahun ini cuma tumbuh 10 persen. Dia memperkirakan penjualan mobil jenis MPV bakal berada pada kisaran 190 ribu unit.

Jika Toyota-Daihatsu bisa mengejar target memproduksi 43.200 Xenia dan Avanza tahun ini, itu berarti dalam sekali gebrak bisa menguasai 22 persen pangsa pasar MPV.

Tapi, tentunya tidak akan semudah itu. Sebab, mobil merek lain seperti Suzuki pasti akan berupaya keras mempertahankan pasarnya. Nah, jika sudah begini, bisa dipastikan pertempuran di pasar mobil tahun ini bakal sangat seru.

Iwan Setiawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus