Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Si Mini Dari Kupang

Pabrik semen 'mini' di Kupang diresmikan. Diharapkan 3 tahun lagi bisa memproduksi. Seluruh saham milik Bapindo dan PT. Semen Gresik. (eb)

3 Januari 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"HARI ini adalah hari yang sangat bersejarah buat NTT. Suatu loncatan raksasa akan dimulai". Itu adalah kata-kata Gubernur NTT Ben Mboy, yang merasa mendapat anugerah dengan diresmikannya pabrik semen "mini" di Kupang, 22 Desember. Sambil menatap Menteri Perindustrian A.R. Soehoed, yang duduk dekatnya, Gubernur Mboy yang berpakaian seragam mirip Hansip, tak henti-hentinya bersyukur. Beberapa penduduk dari kejauhan menyaksikan upacara yang dihadiri 150 lebih undangan. Dari desa yang bernama Osmo itulah, terpisah kurang lebih 2 kilometer dari Pelabuhan Tenau di Kupang, tiga tahun lagi diharapkan akan mengalir semen untuk memenuhi kebutuhan di seluruh NTT. Kapasitas produksi pabrik semen "mini" itu adalah 60.000 ton setahun. Sungguh pun alam teramat gersang di NTT, dan penduduk nampak miskin, daerah itu kekayaan untuk jangka panjang. Menurut Menteri Soehoed, "kekayaan bahan baku semen di sini, bisa lebih 100 tahun." Ia menjelaskan bahwa sejak 6 tahun silam telah diketahui potensi itu, dan Pemda sudah dimintai persetujuannya. Tapi mengingat permintaan membangun pabrik itu adalah untuk kapasitas yang 600 ribu ton, jadi bukan 60 ton, dan talk disertai studi pemasaran yang mampu menampung produksi semen itu, izin pun tak dikeluarkan. Gagasan membangun pabrik "mini" itu, kata Soehoed, "muncul setelah saya melihat sendiri sistem yang sama diterapkan di beberapa negara Eropa dan Afrika." Ia lalu menginstruksikan dilakukannya suatu penelitian. Usaha pertama dimulai di Kupang, ibukota NTT. Menteri Soehoed, mengibaratkan pabrik ini bagaikan baterai. "Kalau hasilnya kelak ternyata kurang, maka otomatis bisa ditambah secara bertahap," katanya. Pola "mini" ini, yang dalam hal semen untuk pertama kalinya diterapkan di Kupang, menurut Soehoed, akan terasa dikembangkan di daerah-daerah yang terpencil, tapi memiliki potensi bahan baku dan konsumen. Harganya? Dibandingkan semen Gresik, semen Kupang itu diakui oleh Soehoed, bisa lebih mahal. Tapi itu harga af pabrik. Maka "jika semen Gresik yang termurah sampai diekspor ke Kupang, harga semen Gresik pasti akan lebih mahal dari eks Kupang." Dibangun dengan utang US$ 18 juta dari Bapindo dan PT Semen Gresik, peralatan dan pekerjaan engineering pabrik semen "mini" itu akan dilaksanakan oleh tenaga dari erman Barat. Sekarang, ceritanya, sedang dilakukan suatu tender (penawaran) oleh dua peserta dari Jer-Bar itu. Pabrik tersebut akan dikelola oleh PT Semen Mini Kupang. Menurut rencana seluruh saham yang saat ini menjadi milik Bapindo dan PT Semen Gresik, pada waktunya akan dipindahkan ke tangan Pemerintah Daerah (Pemda) dan kaum swasta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus