"HARI ini adalah hari yang sangat bersejarah buat NTT. Suatu
loncatan raksasa akan dimulai". Itu adalah kata-kata Gubernur
NTT Ben Mboy, yang merasa mendapat anugerah dengan diresmikannya
pabrik semen "mini" di Kupang, 22 Desember. Sambil menatap
Menteri Perindustrian A.R. Soehoed, yang duduk dekatnya,
Gubernur Mboy yang berpakaian seragam mirip Hansip, tak
henti-hentinya bersyukur.
Beberapa penduduk dari kejauhan menyaksikan upacara yang
dihadiri 150 lebih undangan. Dari desa yang bernama Osmo itulah,
terpisah kurang lebih 2 kilometer dari Pelabuhan Tenau di
Kupang, tiga tahun lagi diharapkan akan mengalir semen untuk
memenuhi kebutuhan di seluruh NTT. Kapasitas produksi pabrik
semen "mini" itu adalah 60.000 ton setahun.
Sungguh pun alam teramat gersang di NTT, dan penduduk nampak
miskin, daerah itu kekayaan untuk jangka panjang. Menurut
Menteri Soehoed, "kekayaan bahan baku semen di sini, bisa lebih
100 tahun." Ia menjelaskan bahwa sejak 6 tahun silam telah
diketahui potensi itu, dan Pemda sudah dimintai persetujuannya.
Tapi mengingat permintaan membangun pabrik itu adalah untuk
kapasitas yang 600 ribu ton, jadi bukan 60 ton, dan talk
disertai studi pemasaran yang mampu menampung produksi semen
itu, izin pun tak dikeluarkan.
Gagasan membangun pabrik "mini" itu, kata Soehoed, "muncul
setelah saya melihat sendiri sistem yang sama diterapkan di
beberapa negara Eropa dan Afrika." Ia lalu menginstruksikan
dilakukannya suatu penelitian. Usaha pertama dimulai di Kupang,
ibukota NTT. Menteri Soehoed, mengibaratkan pabrik ini bagaikan
baterai. "Kalau hasilnya kelak ternyata kurang, maka otomatis
bisa ditambah secara bertahap," katanya.
Pola "mini" ini, yang dalam hal semen untuk pertama kalinya
diterapkan di Kupang, menurut Soehoed, akan terasa dikembangkan
di daerah-daerah yang terpencil, tapi memiliki potensi bahan
baku dan konsumen. Harganya? Dibandingkan semen Gresik, semen
Kupang itu diakui oleh Soehoed, bisa lebih mahal. Tapi itu
harga af pabrik. Maka "jika semen Gresik yang termurah sampai
diekspor ke Kupang, harga semen Gresik pasti akan lebih mahal
dari eks Kupang."
Dibangun dengan utang US$ 18 juta dari Bapindo dan PT Semen
Gresik, peralatan dan pekerjaan engineering pabrik semen "mini"
itu akan dilaksanakan oleh tenaga dari erman Barat. Sekarang,
ceritanya, sedang dilakukan suatu tender (penawaran) oleh dua
peserta dari Jer-Bar itu.
Pabrik tersebut akan dikelola oleh PT Semen Mini Kupang. Menurut
rencana seluruh saham yang saat ini menjadi milik Bapindo dan PT
Semen Gresik, pada waktunya akan dipindahkan ke tangan
Pemerintah Daerah (Pemda) dan kaum swasta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini