Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Siapa mau saham Astra

Panin terjun membenahi manajemen summa. william soeryadjaya menjajakan saham astra untuk menyelamatkan summa.

20 Juni 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"IBARAT kapal bocor, Bank Summa baru melakukan penambalan sementara." Pendapat itu dilontarkan seorang bankir terkemuka setelah bos Astra, William Soeryadjaya, melakukan suntikan dana sebesar Rp 250 milyar, pekan lalu. Dana sebesar itu, menurut bankir tadi, tak sebanding dengan utang Bank Summa yang, konon, mencapai Rp 1,2 trilyun. "Masih ada bolong besar yang mesti ditambal dengan Rp 950 milyar," lanjutnya. Itu sebabnya, ketika Panin Bank terjun sebagai "dewa penolong", banyak orang meragukan bank tersebut akan bisa berbuat banyak, sekalipun sekarang di Summa bertebaran direksi Panin sebagai pengelola kunci. Di jajaran dewan komisaris, misalnya, orang-orang Panin menduduki empat dari enam kursi yang tersedia. Mereka adalah Mu'min Ali Gunawan, pemilik merangkap wakil presiden direktur Panin, menjabat sebagai wakil komisaris utama, dan tiga orang lainnya, Tidjan Ananto, Roosniati Salihin, dan Johnny N. Wiriaatmadja, menjabat sebagai komisaris. Pada jajaran direksi, orang-orang Panin menduduki lima dari enam kursi direktur, termasuk kursi presiden direktur. Sisa kursi dipertahankan William untuk Aninda Sardjana, direktur Summa lama. Dengan komposisi seperti itulah Mu'min Ali Gunawan dan kawankawan siap untuk melakukan pembenahan. "Mudah-mudahan dengan mandat ini saya bisa berbuat banyak," katanya. Langkah pertama Mu'min untuk Summa adalah efisiensi. Untuk mengurangi beban biaya, beberapa cabang Summa yang dianggap tidak menguntungkan akan ditutup. "Dalam pembiayaan cabangcabang inilah salah satu penyakit Summa," kata Mu'min, yang berpengalaman menyelamatkan Bank Artha Pusara dan South East Asia Bank dari kehancuran. Bersamaan dengan itu, manajemen baru Summa akan menyelesaikan perkara paling berat, yakni penyelesaian piutang dan pencairan aset. Selama ini Summa dikenal sebagai bank yang agresif dalam melakukan spekulasi. Sampaisampai pendiri Summa, Edward Soeryadjaya, anak sulung William, oleh para bankir digelari MBA. Maksudnya master of buying anything -- tukang beli segalanya. Bayangkan saja, baru berdiri tiga tahun, Summa telah memiliki empat buah hotel -- satu di antaranya di Perth, Australia -- dan berhektarehektare tanah yang tersebar di berbagai daerah strategis, seperti di kawasan Darmo, Surabaya, yang ditaksir bernilai tak kurang dari Rp 100 milyar. Belum lagi uang Summa yang macet di luar, menurut Mu'min, jumlahnya mencapai Rp 1,4 trilyun. Sekitar Rp 500 milyar di antaranya macet di grup sendiri. "Kredit yang di luar grup sih masih lumayan bagus. Tapi yang di dalam grup itu yang repot," katanya. Melihat keadaan itu, menurut seorang bankir senior, tanpa dana tambahan, Summa akan tetap menjadi perahu yang bocor. "Saya berani bertaruh," katanya. Namun, William kelihatannya sudah menyiapkan jurus cadangan. Menurut sumber TEMPO, Panin akan berusaha menggaet grup Gunung Agung, yang konon memiliki likuiditas superencer. William disebutsebut akan mengadakan pertemuan dengan beberapa konglomerat pendiri Yayasan Prasetiya Mulya -- di antaranya Liem Sioe Liong. "Mereka akan ditawari saham milik Om William," kata salah seorang mitra Astra. Di samping itu, kabarnya, William sudah menawarkan 30 juta lembar saham Astra itu kepada sebuah lembaga keuangan di Singapura, 30 juta lembar lagi dijajakan kepada Toyota, Jepang, dan 10 juta lembar kepada Mitsui dan Mitsubishi. Soalnya, William harus mengembalikan uang yang digunakannya menyuntik Summa, sebesar Rp 250 milyar, yang konon pinjaman dari Bapindo dan Bank Ekspor Impor Indonesia dengan jaminan 50 juta lembar saham Astra. Budi Kusumah, Liston P. Siregar, dan Max Wangkar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus