Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Bandara Hang Nadim bakal dijadikan hub penumpang internasional.
Hang Nadim bisa menarik trafik kargo dari Amerika dan Eropa agar dapat transit di Batam, sebelum terbang ke Australia.
Hingga akhir tahun lalu, BP Batam merampungkan pembangunan taxiway dan apron bandara.
JAKARTA – Kemenangan dalam tender pengembangan Bandara Hang Nadim di Batam, Kepulauan Riau, memuluskan langkah PT Angkasa Pura I (Persero) untuk menaruh basis layanan di sebelah barat Indonesia. Vice President Corporate Secretary PT Angkasa Pura I, Handy Heryudhitiawan, mengatakan bandara itu akan menjadi hub atau titik perlintasan penerbangan domestik yang dikelola perseroan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Menjadi western hub, menghubungkan penerbangan wilayah Sumatera ke bandara-bandara kami yang ada di timur Indonesia,” katanya, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lelang proyek berskema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) itu dimenangi Angkasa Pura 1 yang berkonsorsium dengan Incheon International Airport Corporation (IIAC) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Setelah bergabung, ketiga entitas ini menawarkan investasi hingga Rp 6,8 triliun untuk masa konsesi 25 tahun.
Mereka unggul dari konsorsium PT Angkasa Pura II (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Egis Projects SA, dan Engie South East Asia PTE Ltd, yang mengajukan investasi Rp 3,1 triliun. Untuk sektor bandara, hanya pernah ada satu proyek KPBU yang sukses ditender, yaitu Bandara Komodo di Labuan Bajo.
Suasana terminal keberangkatan Bandara Internasional Hang Nadim di Kota Batam, Kepulauan Riau, 24 April 2020. ANTARA/M.N. Kanwa
Menurut Handy, Bandara Hang Nadim pun bakal dijadikan hub penumpang internasional, baik untuk penerbangan dari Bandara Incheon di Korea Selatan maupun untuk membawa penumpang dari Eropa. “Kami sudah memproyeksikan pertumbuhan penumpang hingga 5 juta pax per tahun dalam empat tahun pertama,” ucap dia.
Proyek KPBU yang hasil lelangnya diumumkan pada Maret 2021 itu berisi rencana renovasi terminal penumpang yang masih berkapasitas 3,5 juta orang per tahun. Dari paparan rencana perseroan, Hang Nadim pun bisa menarik trafik kargo dari Amerika dan Eropa agar dapat transit di Batam, sebelum terbang ke Australia.
Bandara yang terletak di Kepulauan Riau itu akan dipromosikan sebagai alternatif transit untuk maskapai domestik yang akan memperluas rute khusus kargo dari dan ke Cina, Jepang, India, dan Timur Tengah, tanpa harus ke Singapura.
Untuk bidang non-aero, Handy melanjutkan, Angkasa Pura I tengah bersiap menata penempatan gerai dan tenant di Hang Nadim. Proses itu akan disusul dengan seleksi mitra bisnis. “Yang melibatkan brand asing dan besar untuk memenuhi kebutuhan dari pertumbuhan penumpang.”
Kepala Bagian Humas Badan Pengusahaan Batam, Yudi Haripurdaya, mengatakan KPBU itu akan melengkapi berbagai fasilitas yang sudah digarap sebelumnya dengan kas negara dan daerah. Luas area yang akan dikelola oleh pemenang tender KPBU ini mencapai 350 hektare. “Sekarang belum sampai tahap pelaksanaan, nanti akan diumumkan,” ucapnya, kemarin.
Hingga akhir tahun lalu, BP Batam merampungkan pembangunan taxiway dan apron bandara. Selama sekitar lima bulan, proyek itu digarap PT Nindya Karya dengan dukungan perusahaan konsultan teknik dan manajemen, PT Yodya Karya. “Kami juga membangun drainase, jalan akses, elektrikal, rerumputan, dan pagar di sekeliling lokasi,” ucap Kepala Pusat Perencanaan Program Strategis BP Batam, Fesly Abadi Paranoan, dikutip dari keterangan tertulis di laman web perusahaan.
Pengamat penerbangan, Alvin Lie, mengatakan kualitas layanan Bandara Hang Nadim akan meningkat karena ditangani langsung oleh entitas spesialis, yaitu Angkasa Pura dan Incheon. Menurut dia, pengguna jasa nantinya bisa menikmati banyak perbedaan, seperti alur pesawat dan penumpang yang lebih tertata, keasrian bandara, dan banyak aspek lain. “Bandara Batam itu besar tapi belum dikelola secara profesional,” ujarnya.
YOHANES PASKALIS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo