Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Singer Membisu

The Singer Company Stambor, AS, mengubah haluan menjadi produsen elektronika militer. Cabangnya di Jakarta, PT Singer Industries, tak mau menjelaskan sikapnya. Padahal sebagian sahamnya milik masyarakat.(eb)

1 Maret 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NIATAN yang tak kepalang tanggung, setelah selama 135 tahun menekuni bisnis mesin jahit, akan dilaksanakan Singer. Dan, jika berhasil nanti, maka 80% pendapatannya akan sepenuhnya tergantung hasll penJualan peralatan elektronik antariksa -- meliputi perangkat simulasi penerbangan, komunikasi dan navigasi jet tempur, serta sistem pengawasan taktis kegiatan kapal selam. Sebuah kebijaksanaan baru memang tengah disiagakan The Singer Company, Stamford, AS. Penghasil mesin jahit -- perkakas yang suaranya sering memberikan suasana membetahkan di rumah-rumah itu, belum lama ini secara resmi memberitahukan hendak mengubah haluan untuk konsentrasi menjadi produsen perkakas militer. Akibat keputusan tersebut bukannya tidak ada. Teleks yang dikirim Singer di Stamford kepada PT Regnis Indonesia (d/h PT Singer Industries Indonesia) di Jakarta menyebutkan bahwa Pusat bulan lalu mengambil alih Divisi Dalmo Victor dari Textron, yang berkecimpung dalam pengembangan perangkat elektronik untuk peperangan, dengan membayar US$ 174 juta. Serempak dengan itu mencari kemungkinan menyatukan industri mesin jahit dan mebel -- dua produk yang tahun lalu memberi andil US$ 1,1 milyar dari total penghasilan US$ 2,4 milyar. Dan keuntungan dari itu US$ 82,3 juta. Usaha itu, terutama, diarahkan agar keduanya berdiri sendiri. Manajemen, sebagian besar, ditentukan para pemegang saham di cabang-cabang. Sudah sejak 1980, Singer membenahi struktur pabrik-pabrik mesin jahitnya di kawasan yang biaya produksinya efisien, yaitu di Asia (termasuk Indonesia), Amerika Latin, dan Eropa. Serentak dengan pembaruan sistem distribusinya. Singer di sini bagaimana? W. Friel, pimpinan PT Regnis Indonesia, cuma bilang, "Tidak ada keterangan dari kami. Semuanya sudah ditentukan Pusat." Ini aneh, mengingat Regnis sudah sejak 1983 go public, sehingga komposisi sahamnya menjadi 60% The Singer Company, 10% Sewing Machine (Stamford), dan 30% masyarakat. Masa para pemilik saham tak berhak tahu apa yang akan dilakukan manajemen di sini. W. Freil hanya berkata, "Yah, begitulah." Pada dasarnya, kebijaksanaan dewan direksi di Singer Pusat, untuk lebih menitikberatkan ke perkakas elektronik, bukan tidak ada persiapan. Sudah 30 tahun lebih Singer melakukan diversifikasi produk ke elektronik, sehingga kegiatan pembuatan mesin jahit dan mebel belakangan ini malah hanya 23% dari seluruh kegiatan bisnisnya. Keuntungan dari kedua kebutuhan rumah tangga ini tahun lalu tidak memadai: hanya 1,7% dari mesin jahit dan mebel bahkan turun 6,1%. Sementara itu, elektronik antariksa yang merupakan 56% dari bisnisnya tahuntahun belakangan ini -- tidak lagi hanya 15% seperti pada sepuluh tahun lalu -- dianggap lebih cerah harapannya. Maka, arah baru sekarang ini oleh Joseph B. Flavin, Direktur Utama Singer, disebut, "Langkah peningkatan operasi teknologi tinggi, bisnis kami terbesar sejak 1982." Maka, dalam situasi persaingan yang ketat dengan mesin jahit hasil produksi lokal seperti PT Alam Raya -- dan buatan Taiwan, suasana menggantung sekarang ini bagi Singer Indonesia tentunya tidak mengenakkan. Mohamad Cholid

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus