Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
SKK Migas menjanjikan insentif agar kontraktor migas segera melakukan pengeboran.
Pengadaan untuk pengeboran 2022 akan dipercepat.
Tanpa stimulus, investasi bakal sulit dilakukan.
JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendorong kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) mempercepat pengeboran sumur demi mencapai target produksi minyak dan gas tahun ini. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan sudah menyiapkan insentif untuk KKKS. "Kinerja tahun ini sangat bergantung pada jumlah sumur yang dibor," kata dia, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SKK Migas menargetkan 616 sumur pengembangan dibor tahun ini. Jumlahnya melonjak dari tahun lalu yang hanya 240 sumur untuk mengejar target produksi 705 ribu barel per hari. Hingga kuartal pertama, baru 76 sumur pengembangan yang telah dibor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dwi menyatakan pengeboran sumur pada kuartal pertama tersendat lantaran KKKS masih berfokus pada kegiatan pengadaan. Sejumlah kegiatan pengeboran pun terpaksa mundur ke kuartal II dan III. "Banyak yang masih harus mengurus FID (final investment decision), khususnya Pertamina," ujarnya. Dwi menyatakan SKK Migas telah berkoordinasi dengan manajemen Pertamina dan mendapatkan komitmen FID.
Untuk mencegah kondisi yang sama terulang tahun depan, SKK Migas telah menjalin komunikasi dengan KKKS untuk memulai proses pengadaan proyek 2022 pada kuartal IV tahun ini. Dwi mengatakan hal ini dilakukan agar pengeboran sumur pada kuartal pertama tahun depan bisa lebih optimal.
Dwi menyadari realisasi pengeboran sumur sangat bergantung pada investasi. Untuk itu, SKK Migas dan pemerintah tengah mempersiapkan tambahan insentif untuk lapangan yang nilai keekonomiannya rendah. Salah satu yang hal yang sedang dibahas antara lain pemberian tax holiday untuk pajak penghasilan (PPh), assume and discharge, serta tax allowance. Insentif fiskal ini sedang dikaji bersama Kementerian Keuangan.
Jaringan pipa minyak di Kilang Pertamina Unit Pengolahan (Refinery Unit) V, Balikpapan, Kalimantan Timur. Dok. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
SKK Migas optimistis insentif ini mampu meningkatkan iklim investasi. Dwi memberi contoh insentif untuk Blok Mahakam berupa percepatan depresiasi, perubahan aturan bagi hasil, hingga ketentuan domestic market obligation (DMO) full price. Stimulus ini akan menambah kemampuan perusahaan mengebor sumur, dari hanya 17 sumur menjadi 540 sumur. Total cadangan di wilayah kerja ini akan naik dari 131 juta metrik barel setara minyak (MMboe) menjadi 337 MMboe setelah mendapat insentif.
Investasi di sektor hulu migas dalam negeri belum meningkat sejak 2015. Saat itu, total investasi migas mencapai US$ 15,3 miliar. Namun setelah itu nilai investasi turun ke kisaran US$ 10 miliar hingga 2020. Tahun ini, SKK Migas menargetkan mampu menarik investasi senilai US$ 12,4 miliar. Pada kuartal pertama, realisasinya baru US$ 1,9 miliar.
Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Nasional, Moshe Rizal Husin, menyatakan investor sangat menantikan insentif baru yang sedang disiapkan pemerintah. Pasalnya, tanpa stimulus, investasi sulit dilakukan di tengah ketidakpastian akibat pandemi seperti saat ini.
Yang lebih penting lagi, menurut dia, adalah penyelesaian masalah klasik terkait dengan kepastian usaha. Konsistensi payung hukum sangat dipertimbangkan pelaku usaha sebelum menanamkan modalnya. "Di sektor ini, investasi dilakukan dalam jangka panjang. Jangan sampai kebijakannya berubah-ubah terus."
Faktor lain yang juga harus menjadi perhatian adalah data. Moshe mengatakan pemerintah harus memiliki varian data yang melimpah untuk menarik minat investor. Tak hanya mengandalkan seismik 2D, pemerintah dianggap perlu mengeluarkan dana untuk memanfaatkan teknologi lain demi mengumpulkan lebih banyak dana.
Spesialis Dukungan Bisnis SKK Migas, Shinta Swasti, menuturkan pemerintah akan membuka data hasil survei seismik 2D yang digarap PT Pertamina Hulu Energi di perairan Indonesia sepanjang 31.140 kilometer. Rencananya, data tersebut diterbitkan pada November 2021. "Tapi Pak Menteri ESDM sudah menyatakan ingin segera membuka datanya. Kami sedang mengusahakan agar Juli bisa terbuka," kata dia.
SKK Migas masih optimistis dengan target produksi migas yang telah ditetapkan. Deputi Keuangan dan Monetasi SKK Migas, Arief Setiawan Handoko, menuturkan tak akan ada perubahan target produksi migas tahun ini. Salah satunya karena pada kuartal pertama ini penerimaan negara dari sektor migas sudah mencapai US$ 3,29 miliar dari target US$ 7,28 miliar pada 2021, meskipun realisasi produksi belum mencapai 100 persen. "Baru kuartal pertama saja, kita sudah hampir mencapai 45 persen dari target setahun. Jadi, kemungkinan tidak ada perubahan target," katanya.
VINDRY FLORENTIN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo