Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno enggan menganggap langkah pemerintah Hong Kong membagikan 500 ribu tiket pesawat sebagai saingan Indonesia untuk menggaet wisatawan mancanegara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Itu langkah berani dan justru kami lihat sebagai peluang untuk bisa menawarkan paket-paket penerbangan langsung dari Hong Kong ke destinasi Indonesia,” kata Sandiaga dalamm The Weekly Brief With Sandi Uno di Kantor Kemenparekraf, Senin, 6 Februari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sandiaga cukup percaya diri. Sebab menurutnya, destinasi wisata di Indonesia karakternya berbeda dengan destinasi wisata di Hong Kong. Terlebih, pemerintah menekankan bahwa ada program Bangga Berwisata di Indonesia untuk mendorong kunjungan wisata di tanah air.
“Ada kemungkinan kalau kita tidak bisa genjot pergerakan wisawatan nusantara, akan lebih banyak wisatawan kita yang ke luar negeri ketimbang wisatawan mancanegara yang ke sini,” kata Sandiaga.
Ihwal pembagian 500 ribu tiket gratis, Dewan Pariwisata Hong Kong telah membeli tiket itu pada 2020 dari operator, termasuk Hong Kong Airlines, Hong Kong Express dan Cathay Pacific sebagai bagian dari paket dukungan pemerintah untuk sektor penerbangan.
Penerbangan satu arah ke Hong Kong biasanya akan menelan biaya lebih dari £ 500 (Rp 8,4 juta) dari London atau US$ 1.000 ( Rp 15 juta) dari pantai barat Amerika Serikat, dan secara total, diperkirakan skema pemberian akan menelan biaya HK$ 2 miliar (Rp 3,8 triliun) untuk dijalankan oleh pemerintah Hong Kong.
Hal itu dinilai sepadan untuk kembali membangkitkan industri pariwisata yang benar-benar runtuh selama beberapa tahun terakhir. Bukan hanya karena pandemi, tapi juga kerusuhan sipil tahun 2019.