Stasiun Pasar Senen Dipadati Penumpang Mudik Lebaran

TEMPO.CO, Jakarta - Stasiun Pasar Senen tampak penuh pada pekan ketiga bulan Ramadan 1446 Hijriah. Abdul Rohim, 45 tahun, bersama anak dan istrinya sudah duduk di kursi tunggu pemberangkatan sejak pukul 17.00 WIB. Abdul mengatakan ini pertama kalinya dia dan keluarga kecilnya berkunjung ke kampung halaman sang istri setelah dua tahun lalu tidak mudik. “Alhamdulillah, tahun ini ada rezekinya, bisa bersilaturahmi dengan keluarga di Surabaya,” kata Abdul kepada Tempo. 

Meski mendapat jadwal pemberangkatan pukul 21.00 WIB, Abdul dan istri serta anaknya sengaja datang sekitar 3 jam lebih awal. Mereka bermaksud ingin menikmati suasana berbuka puasa di keramaian Stasiun Senen. Istri Abdul pun terlihat mengeluarkan mie goreng yang diwadahi misting berwarna biru. “Sengaja kita, rencananya si Ade mau buka (puasa) sambil liat kereta,” kata Abdul seraya membantu anaknya membuka botol minuman. 

Tak kalah ramai, keluarga Ilyas juga tampak duduk melingkar di depan kursi tunggu. Sambil menunggu waktu berbuka puasa, Pria berusia 39 tahun itu menuturkan mudik tahun ini ia memboyong 5 anggota keluarganya,  “Saya pulang ini sama anak istri, mertua juga ikut,” ujar dia. 

Ilyas menyebut tidak setiap tahun dirinya bisa mudik ke tempat kelahirannya, Kendal, Jawa Tengah. Pria yang bekerja sebagai pegawai di di salah satu instansi pemerintah itu bersyukur tahun ini memiliki waktu pulang yang lebih panjang lantaran kebijakan yang mengatur sistem kerja kedinasan secara fleksibel atau flexible working arrangement (FWA). “Ini kebetulan saja, liburnya lebih panjang dari biasanya. Jadi mumpung-mumpung, sudah lama juga tidak bersilaturahmi dengan keluarga besar,” tuturnya. 

Berdasarkan pantauan Tempo pada pukul 18.00 WIB, sejumlah pemudik memenuhi lobi utama Stasiun Senen. Beberapa di antaranya tampak duduk di kursi tunggu, sementara pemudik yang tak kebagian tempat duduk berderet di lantai dekat dinding kaca. Ada juga yang menunggu di halaman depan dekat taman tugu Stasiun Senen.