Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Strategi Bertahan di Tengah Gempuran

Kemunculan pemain baru mendorong Tcash kembali gencar menawarkan promo. Menyasar mal dan pasar tradisional.

19 Oktober 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pedagang kios yang menggunakan sistem dompet elektronik Tcash untuk pembayaran di Pasar Mayestik, Jakarta Selatan, Kamis pekan lalu. -TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DEDI berusaha meyakinkan seorang pembeli yang tak percaya bahwa pembayaran tiga ikat pucuk daun labu seharga Rp 10 ribu bisa dilakukan secara nontunai. Pedagang sayur segar di pasar modern Mayestik, Jakarta Selatan, itu pun menunjukkan papan kertas berlogo uang elektronik ”Tcash” yang dipasang di lapaknya. ”Berapa pun belinya, bisa -pakai nontunai,” ujarnya, Kamis siang pekan lalu.

Tcash adalah produk uang digital milik operator telepon seluler Telkomsel. Meski hampir setahun layanan transaksi uang elektronik ini diterapkan di Pasar Mayestik, masih banyak konsumen yang belum tahu. Padahal sejumlah pelapak yang menyediakan fitur ini telah menawarkannya, dari pedagang sayur segar, ikan asin, daging, hingga pakaian.

Telkomsel gencar memperluas pasar pengguna uang digital di tengah gempuran pemain baru. Tak hanya menyasar gerai di pusat belanja, uang digital yang diluncurkan pada 2007 ini juga membidik pasar buah dan sayur segar. Selain diterapkan di Pasar Mayestik, Tcash menembus pasar modern Bintaro pada Februari 2018, bekerja sama dengan badan usaha milik daerah DKI Jakarta, PD Pasar Jaya. Berbagai promo diluncurkan untuk menggenjot transaksi nontunai pelanggan yang saat ini diperkirakan mencapai 25 juta.

Yang teranyar, menyambut perayaan milad pada Oktober ini, perusahaan berkolaborasi dengan beragam merchant, dari gerai cepat saji, kedai kopi, bioskop, perusahaan taksi, hingga stasiun pengisian bahan bakar umum. Tcash memberikan iming-iming buy 1 get 1 di sejumlah merchant serta cash back. Tcash juga menawarkan keuntungan bagi pengguna yang berbelanja di sejumlah toko retail.

Bank Indonesia memasukkan Tcash ke kelompok uang elektronik berbasis server. Produk serupa dikeluarkan beberapa operator seluler lain. Per September 2018, BI telah memberikan izin kepada sejumlah perusahaan operator seluler yang terdaftar sebagai penyelenggara uang elektronik, yakni Telkom ”Delima”, XL ”Tunai”, Indosat Ooredoo ”Dompetku”, dan Smartfren Telecom ”Uangku”. Telkomsel, Indosat, dan XL pernah berkolaborasi dalam layanan pengiriman uang elektronik antaroperator.

Tapi, sejak Juli 2018, Indosat meleburkan Dompetku ke PayPro. Aksi korporasi itu adalah hasil kerja sama perusahaan dengan PT Solusi Pasti Indonesia, pengembang platform over-the-top. Akhir tahun lalu, aplikasi dompet elektronik ini mengklaim telah merangkul sekitar 7,5 juta pelanggan. Jumlah transaksinya sekitar 3 juta sebulan melalui 30 ribu mitra merchant dengan nilai transaksi mencapai Rp 180 -miliar.

Kompetisi bisnis dompet digital makin ketat setelah bank sentral menerbitkan izin penggunaan teknologi kode respons cepat (QR code). Sistem ini lebih menjamin kemudahan dan keamanan bertransaksi bagi pengusaha dan konsumen. Itu sebabnya hampir semua transaksi Tcash meminta nomor identifikasi personal (PIN) sebagai verifikasi. Bagi perusahaan uang elektronik, pemanfaatan QR code akan memperluas jaringan ke pelosok negeri. ”Karena penggunaannya lebih praktis dan terjangkau,” tutur CEO Tcash Danu Wicaksana, Kamis pekan lalu.

Meski persaingan meningkat, Danu percaya diri. Ia yakin layanan dan jangkauan Tcash yang luas menjadi nilai lebih. Ia -menyebutkan layanan Tcash dapat dinik-mati di 34 provinsi di Indonesia. Menurut dia, Tcash kini bisa diakses semua orang, apa pun operator telekomunikasi yang digunakan.

Layanan itu, Danu menambahkan, ditopang jaringan gerai pembayaran resmi Bang Tcash yang jumlahnya mencapai 150 unit, 500 lebih gerai Grapari, dan lebih dari 35 ribu minimarket di Indonesia sebagai titik untuk mengisi saldo dan registrasi. Hingga akhir tahun ini, Telkomsel menargetkan bisa menggandeng 100 ribu merchant.

RETNO SULISTYOWATI, PUTRI ADITYOWATI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus