Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Suku Bunga Acuan Bank Indonesia Bertahan 5,75 Persen, Berdampak Positif atau Negatif?

Bank Indonesia (BI) telah memutuskan suku bunga acuan dipertahankan di angka 5,75 persen. Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance atau Indef, Rizal Taufikurahman, mengungkapkan dampaknya.

23 Juni 2023 | 11.35 WIB

Karyawan melintas di area perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022. Bank Indonesia (BI) mengakui, tingkat inflasi pada tahun 2022 akan berada di atas batas atas kisaran sasaran BI yang sebesar 4 persen year on year (yoy). TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Karyawan melintas di area perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022. Bank Indonesia (BI) mengakui, tingkat inflasi pada tahun 2022 akan berada di atas batas atas kisaran sasaran BI yang sebesar 4 persen year on year (yoy). TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) telah memutuskan suku bunga acuan dipertahankan di angka 5,75 persen. Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance atau Indef, Rizal Taufikurahman, mengungkapkan dampak suku bunga BI tak berubah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Dampak langsung yang dirasakan masyarakat melalui penyerapan pasar kerja. Diharapkan terjadi kenaikan penyerapan jumlah tenaga kerja," kata Rizal secara tertulis, Jumat, 23 Juni 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia menjelaskan, dipertahankannya suku bunga acuan pada akhirnya mendorong pendapatan masyarakat dan konsumsi. Transmisinya, kata dia, investasi tetap berjalan bahkan bisa memacu kinerja lebih baik di sektor riil. 

"Kebijakan suku bunga acuan BI tetap, maka para pelaku usaha tetap mempertahankan investasinya dan optimis meningkatkan kinerjanya untuk menaikkan produksi," jelas dia.

Dia melanjutkan, naiknya jumlah produksi atau output berpotensi membuka kesempatan kerja. "Hal ini berimplikasi pada harga barang-barang tetap bisa terkendali," tutur Rizal.

Sementara itu, dia menyampaikan suku bunga BI yang dipertahankan diharapkan bisa mengendalikan target inflasi 2023 di kisaran 3 persen plus minus 1 persen. 

"Selain itu, agar nilai kurs mata uang rupiah diperkuat tetap stabil dalam pengendalian inflasi barang impor (imported inflation) dan memotivasi rambatan risiko dan ketidakpastian pasar global," ujar dia.

Sebelumnya pada Kamis, 22 Juni 2023, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan berdasarkan Hasil Rapat Dewan Gubernur. 

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) tetap 5,75 persen. Begitu pula bunga deposit facility sebesar 5 persen dan suku bunga lending facility ada di 6,50 persen.

"Keputusan mempertahankan BI7DRR tersebut konsisten dengan kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali dengan kisaran sasaran 3 plus minus 3 persen pada sisa tahun 2023 dan juga 2024," tutur Perry dalam konferensi pers virtual, Kamis.

 

AMELIA RAHIMA SARI | RIANI SANUSI PUTRI

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus