Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Berlanjut, Triwulan Ketiga Mencapai US$ 7,8 Miliar

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan surplus neraca perdagangan masih berlanjut pada triwulan III 2023 sebesar US$ 7,8 miliar.

19 Oktober 2023 | 20.53 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gubernur BI Perry Warjiyo saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2023. Bank Indonesia (BI) mengubah arah kebijakan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 18-19 Oktober 2023. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mendukung tetap terjaganya stabilitas eksternal. Gubernur Bank Indonesia (Gubernur BI) Perry Warjiyo mengatakan surplus neraca perdagangan masih berlanjut pada triwulan III 2023 sebesar US$ 7,8 miliar dan menopang prospek transaksi berjalan tetap sehat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sementara itu, meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global mendorong aliran keluar modal asing dalam bentuk investasi portofolio pada triwulan III 2023 sebesar US$ 2,1 miliar,” ujar Perry dalam siaran langsung di akun YouTube Bank Indonesia pada Kamis, 19 Oktober 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Perry, tekanan terhadap aliran modal asing terus berlanjut pada triwulan IV 2023 yang hingga 17 Oktober 2023 mencatat net outflows sebesar US$ 0,4 miliar. Posisi cadangan devisa Indonesia akhir September 2023 tercatat sebesar US$ 134,9 miliar, setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

“Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” ucap Perry.

Ke depan, Perry berujar, NPI pada 2023 diprakirakan tetap baik dengan transaksi berjalan dalam kisaran surplus 0,4 persen sampai dengan defisit 0,4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pada 2024, NPI diprakirakan tetap terjaga didukung oleh prospek perekonomian domestik yang tetap baik.

Selanjutnya: “Di tengah tingginya ketidakpastian perekonomian...."

“Di tengah tingginya ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global,” tutur Perry.

Perry mengatakan perekonomian global melambat dengan ketidakpastian yang semakin tinggi. Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melemah dan disertai divergensi pertumbuhan antar negara yang semakin melebar. 

“Pertumbuhan ekonomi pada 2023 diprakirakan sebesar 2,9 persen dan melambat menjadi 2,8 persen pada 2024 dengan kecenderungan risiko yang lebih rendah,” ujar Gubernur BI.

Menurut Perry, ekonomi Amerika Serikat pada 2023 masih tumbuh kuat terutama ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan sektor jasa yang berorientasi domestik. Sedangkan Cina melambat, dipengaruhi oleh perlemahan konsumsi dan penurunan kinerja sektor properti. 

Moh. Khory Alfarizi

Moh. Khory Alfarizi

Menjadi wartawan Tempo sejak 2018 dan meliput isu teknologi, sains, olahraga hingga kriminalitas. Alumni Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, program studi akuntansi. Mengikuti program Kelas Khusus Jurnalisme Data Non-degree yang digelar AJI Indonesia pada 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus