Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala SLB Negeri 5 Jakarta Hani Rustisiani mengungkapkan susu dibagikan tiap hari sebagai menu makan bergizi gratis atau MBG saat uji coba pada 19 November hingga 19 Desember. Tapi saat program resmi terlaksana, susu baru dibagikan sekali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hani bercerita, susu dihentikan sebagai menu wajib MBG itu setelah adanya evaluasi. Dari pengamatannya selama uji coba, susu merek tertentu yang dibagikan saat uji coba kandungan susunya hanya 10 persen. Sedangkan kadar glukosanya mencapai 50 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami pernah dipanggil ke Istana Kepresidenan mengevalusi ini. Saya bilang jangan susu merek itu. Anak autis tidak boleh konsumsi susu cokelat dan banyak glukosa,” ujar Hani di sekolahnya, Jakarta, Selasa, 21 Januari 2025.
Setelah evaluasi itu, per 6 Januari ketika makan bergizi gratis resmi bergulir, Hani mengatakan ada perubahan kebijakan. Badan Gizi Nasional (BGN) menyampaikan, susu tak akan dibagikan setiap hari. Tapi ada penggantinya sebagai sumber protein: tahu, kedelai, dan sebagainya.
Per Januari, ia mengatakan susu baru sekali dibagikan kembali kepada siswa-siswi di sekolahnya. Sedangkan BGN menjanjikan akan dibagikan dua hingga tiga kali tiap pekan.
Ia mengatakan BGN tengah mencari susu yang baik bagi anak-anak sekolah, khususnya berkebutuhan khusus seperti di sekolahnya. “Susu murni, bukan susu kotak,” tuturnya.
Adapun Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Philips J. Vermonte mengatakan, susu tak direncanakan akan dibagikan di seluruh Indonesia, tapi hanya di wilayah tertentu. "Susu itu diprioritaskan di tempat-tempat yang punya sentra sapi sehingga diharapkan ekonomi lokalnya tumbuh,” ujar Philips. Di sekolah ini, susu juga tak termaktub dalam menu yang dibagikan kepada siswa-siswi.
Dengan pemrioritasan di wilayah-wilayah sentra sepi, Philips mengatakan, para peternak akan memperoleh manfaat dari program ini. Sedangkan di wilayah yang tak memiliki sentra sapi, ujar dia, susu diganti dengan bahan-bahan makanan lain yang mengandung protein sama dengan susu.
Hari ini, siswa-siswi SLB Negeri 5 Jakarta mendapatkan menu nasi, ayam katsu, sayur kangkung, telur, dan jeruk. Philips berujar, menurut para ahli gizi di BGN, menu itu telah mencukupi standar kebutuhan gizi.