Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Tahun Ini Pemerintah Targetkan Impor 200.000 Ekor Sapi Perah, Baru Masuk 3.000 dari Australia

Sudaryono menyebutkan pemerintah menargetkan ada sekitar 200.000 ekor sapi perah yang bakal diimpor dari luar negeri hingga akhir 2025

4 Maret 2025 | 06.57 WIB

Wakil Menteri Pertanian sekaligus Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog Sudaryono saat ditemui di Kementerian Pertanian, Jakarta, pada Ahad, 9 Februari 2025. TEMPO/Dian Rahma
Perbesar
Wakil Menteri Pertanian sekaligus Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog Sudaryono saat ditemui di Kementerian Pertanian, Jakarta, pada Ahad, 9 Februari 2025. TEMPO/Dian Rahma

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyebutkan saat ini ada sekitar 3.000 sapi perah impor dari Australia telah masuk ke Indonesia. Dia menyebutkan ke depan ada sapi-sapi perah dari negara-negara lain juga akan masuk. Misalnya, dari Brazil, Vietnam, Denmark dan Belanda, untuk memenuhi kebutuhan susu dalam negeri. "Kalau tidak salah ada 3.000-an (sapi dari) Australia," kata Wamentan menjawab pertanyaan wartawan saat dia ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 3 Maret 2025 seperti dilansir dari Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, untuk sapi dari Brazil belum masuk tetapi izinnya sudah ada. "Kalau dari Brazil belum, kita lagi nunggu dari Brazil. Aturannya sih sudah bisa, kita lagi nunggu saja realisasinya," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sudaryono menyebutkan pemerintah menargetkan ada sekitar 200.000 ekor sapi perah yang bakal diimpor hingga akhir 2025. "Targetnya sih 200.000. Kita menuju ke sana ya. Kita berdoalah. Kita berharap investasi ini kita juga harus benar-benar membantu investor untuk perizinan maupun lahan dan lain-lainnya juga harus jalan,” kata Wamentan.

Seiring dengan kedatangan sapi-sapi perah impor, Wamentan memastikan pemerintah memaksimalkan seluruh susu yang diperah dari sapi-sapi dalam negeri terserap, terutama untuk masuk dalam program makan bergizi gratis (MBG). "Kami lagi mendorong bagaimana industri susu yang existing mendapatkan porsi untuk Makan Bergizi Gratis. Yang existing sudah ada di Baturaden, di Bogor, Puncak, dan lain-lain itu bisa diserap untuk makan bergizi," katanya.

Langkah itu, Sudaryono menyebutkan, bertujuan untuk memantik para pelaku usaha, terutama yang bergerak di industri susu bahwa makan bergizi gratis dapat menjadi peluang pasar baru untuk berinvestasi.

Sudaryono juga menekankan kembali tujuan pemerintah untuk memperkecil jarak (gap) antara produksi susu yang dihasilkan dari dalam negeri dan luar negeri. "Kami ingin bagaimana gap (jarak) antara impor dan industri dalam negeri (terus diperkecil). Kami gak antiimpor, tetapi kami berusaha untuk bisa swasembada, bisa memenuhi kebutuhan susu kita," katanya.

Apalagi pemerintah ada makan bergizi dan susu sumber protein yang baik untuk anak-anak dan buat semua. Dalam kesempatan terpisah, Wamentan menjelaskan impor sapi perah itu bagian dari investasi sehingga Indonesia dapat memiliki pabrik-pabrik susu segar di dalam negeri.

Demi mendukung investasi itu, pemerintah pun membantu menyiapkan lahan-lahan peternak untuk menampung sapi-sapi perah yang didatangkan dari luar negeri. Di Istana Kepresidenan, Senin, Sudaryono menyebutkan lahan-lahan itu tersebar di beberapa daerah di Pulau Jawa dan Provinsi Lampung. "Tidak semua di Jawa, di Lampung juga ada," kata Sudaryono.



close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus