Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Tambahan Biaya Buat Pengusaha Sawit Enggan Bertransaksi di Bursa CPO

GAPKI mengusulkan pihak pengelola bursa memberikan insentif kepada perusahaan sawit dan konsumen yang ingin melakukan transaksi lewat bursa CPO

8 November 2024 | 12.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bali -Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono mengatakan, adanya tambahan biaya untuk masuk ke bursa minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), membuat perusahaan dan konsumen enggan bertransaksi jual beli CPO melalui bursa. Selama ini, kata dia, transaksi jual beli CPO di Indonesia masih terbiasa menggunakan metode business to business (B2B).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Dengan metode B2B banyak perusahaan mendapat uang muka terlebih dahulu dari pembeli, bahkan ada yang sampai 100 persen,” ujarnya saat ditemui dalam acara Indonesian Palm Oil Conference and 2025 Price Outlook (IPOC 2024), Kamis, 7 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Oleh karena itu, Eddy mengusulkan kepada pihak pengelola bursa memberikan insentif kepada perusahaan dan konsumen yang ingin melakukan transaksi lewat bursa CPO. Hal ini, kata dia, agar makin banyak pihak yang lebih tertarik untuk melakukan transaksi jual beli CPO melalui bursa sawit.

Namun, Eddy menyebut, rencana tersebut belum bisa direalisasikan sebab belum menemukan titik temu yang pas. “Soal insentif ini yang belum ketemu,” kata dia. Lebih lanjut, Eddy menuturkan, saat ini telah ada 40 perusahaan yang bergabung dalam bursa CPO nasional.

Namun Eddy yakin bursa CPO nasional bisa segera sejajar dengan bursa-bursa sawit negara lain. Dia memberikan contoh, bursa sawit di Malaysia dan Rotterdam yang telah eksis bertahun-tahun sebelumnya. “Karena bursa sawit di Indonesia masih relatif baru, masih satu tahun kan,” ucapnya.

Adapun, pemerintah meresmikan bursa CPO ini pada Jumat, 13 Oktober 2023 lalu. Melansir dari Koran Tempo edisi 20 Februari 2024, Saat meluncurkan bursa CPO pada tahun lalu, pemerintah punya mimpi menjadikan Indonesia sebagai kiblat harga dunia seperti laiknya bursa Malaysia dan Rotterdam. Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) kala itu, Didid Noordiatmoko, optimistis harga referensi bisa terbentuk dalam waktu kurang dari setengah tahun. "Kami berharap pada triwulan I 2024 sudah mampu mewujudkan harga referensi," tuturnya dalam acara peresmian Bursa CPO Indonesia pada 13 Oktober 2023.

Vindry Florentin berkontribusi dalam artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus