PUSAT Koperasi Angkatan Darat bersama PT Andika Surya Surabaya diam-diam mengayunkan langkah lebar. Di bawah bendera PT Tekad Andika Darma, mereka mendirikan usaha tambak inti rakyat (TIR) terbesar di Indonesia. Paling tidak, untuk saat ini. Di atas lahan 1.000 hektare di Kabupaten Bima, NTT, perusahaan ini menanamkan modal tak kurang dari Rp 30 milyar. Menurut Kolonel Evfianto, yang menjadi salah seorang direktur di sana, selain untuk membangun tambak, dana tersebut akan dipakai untuk mendirikan cold storage, pabrik pakan udang, kantor koperasi, gudang, serta pemukiman untuk transmigran yang kelak akan bertindak sebagai petani plasma. Untuk tahap pertama, dari 1.000 kepala keluarga yang direncanakan, PT Tekad Andika Darma telah mendatangkan 72 transmigran. "Jumlah transmigran inilah yang membuat kami menjadi yang terbesar," kata Evfianto. Para transmigran (30% di antaranya akan diambil dari pensiunan AD) ini, selain akan memperoleh rumah tipe 36, kelak akan pula memiliki tambak seluas 4.900 meter. Dan dari hasil ekspor udang, kelak bagian petani plasma adalah 50%. Sisanya: 17% menjadi milik perusahaan dan 33% akan dijadikan cadangan untuk menghadapi risiko panen gagal. Jadi, "Sebagian besar hasil panen tetap menjadi milik petambak," kata Evfianto. Empat tahun lalu, Puskopad telah memulai budidaya udang di Jawa Timur. Setelah itu (1990), mereka membangun tambak di Buleleng, Bali. Namun, menurut Evfianto, kedua tambak itu tidak melibatkan transmigran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini