Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Istilah quarter life crisis semakin terkenal akhir-akhir ini. Istilah itu adalah bahasa anak muda yang sedang mempertanyakan jati dirinya. Biasanya mereka mengalami hal ini setelah bertahun-tahun lulus dari jenjang pendidikan, orang mulai berpikir tentang perubahan dalam hidupnya, seperti berbicara, bersikap, bertindak, maupun berinteraksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal ini kemudian mengembangkan pandangan hidup yang mulai realistis, orang dalam quarter life crisis atau krisis paruh baya, biasanya juga mulai merasa dirinya belum mencapai apa-apa. Apa itu krisis paruh baya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut urbandictionary, orang biasanya alami quarter life crisis pada usia dua puluhan, usia saat perjalanan karier akan dimulai. Sehingga pada fase ini orang akan memikirkan jalan yang akan dipilih sebagai tujuan hidupnya.
Berikut quarter life crisis menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dalam akun instagram resminya @ditjen.dikti. Quarter life crisis adalah suatu periode saat seseorang merasakan krisis emosional, hal ini terjadi ketika harus membuat keputusan berupa pilihan hidup. Ini biasanya terjadi pada anak muda usia 18 hingga 30 tahun.
Selain itu, krisis paruh baya dimulai dengan seringnya mempertanyakan diri sendiri, seperti identitas diri dan juga pilihan karir kehidupan kedepannya. Hal ini dikarenakan orang yang sedang mengalami quarter life crisis akan merasa kehilangan identitas.
Berikut ini tanda-tanda yang biasa dialami saat sedang berada dalam krisis paruh baya.
1. Biasanya orang yang mengalami krisis paruh baya akan merasa bingung apa yang harus dilakukan untuk kedepannya.
2. Selain itu dia juga akan berusaha untuk mencari apa yang hilang dalam hidupnya.
3. Merasa kesulitan mengambil keputusan. Hal ini berkaitan dengan pemikiran dan pandangan hidup yang mulai realistis, berbeda dengan pandangan hidupnya semasa duduk di bangku pendidikan. Merasa kurang termotivasi.
4. Merasakan ketegangan atau kebingungan memilih jalan hidup. Umumnya pilihannya adalah tetap bertualang seperti saat sebelumnya atau justru menetap dan menjadi orang dewasa.
Lalu apakah ada cara mengatasi krisis paruh baya? Meskipun quarter life crisis merupakan hal yang wajar dialami oleh anak muda, tetapi ada juga cara untuk mengatasi quarter life crisis, yaitu dengan berlaku produktif dan juga beberapa hal berikut:
1. Bersabar dengan proses diri. Pernah mendengar kata-kata 'semua orang punyai timeline-nya masing-masing'. Ini perlu dipahami oleh orang yang sedang dalam quarter life crisis, agar tidak gelisah dan menyalahkan diri sendiri secara terus menerus.
2. Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Kesuksesan orang lain tidak seharusnya dijadikan bahan untuk melukai diri sendiri dengan membandingkannya dengan diri sendiri. Jangka waktu dalam meraih kesuksesan semua orang tidaklah sama.
3. Hiduplah di masa sekarang. Hal ini berarti bahwa masa lalu tidak perlu disesali karena tidak dapat diubah, tapi masa depan masih bisa direncanakan.
4. Jauhkan diri dari hal-hal negatif. Pergaulan yang toxic harus dihindari, karena akan merugikan banyak hal.
5. Bersyukur dengan pencapaian hari ini. Kadangkala, diri sendiri harus diapresiasi, bersyukur atas kerja keras dan pencapaian hari ini, jangan terus menerus jangan terus menerus menyalahkan diri sendiri. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan ketenangan batin.