Tawaran kredit as

LEMBAGA keuangan dari Amerika tampaknya mulai agresif menawarkan pinjaman ke Indonesia. Ada dua lembaga keuangan AS, yakni Bank Ekspor Impor AS (US Exim Bank) dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) menawarkan pinjaman sebesar US$ 225 juta atau sekitar Rp 417 milyar. Menurut sumber dari Kedutaan Besar AS, pada tanggal 8-13 Agustus, Wakil Presiden US Exim Bank untuk Asia Raymond J. Albright serta Wakil Pembantu Kepala Badan Pembangunan Internasional AS Clifford Lewis mengadakan pembicaraan dengan Pemerintah di Jakarta. Kedua pejabat itu antara lain ingin bertemu dengan Menteri Keuangan Sumarlin. Menurut sumber dari Kedubes AS, kedua lembaga itu menawarkan dua paket kredit. Paket pertama sebesar US$ 125 juta. Kredit ini dikatakan bersyarat ringan, cuma dijelaskan misalnya suku bunga cukup bersaing. Tapi kredit itu rupanya bersifat mengikat: hanya bisa dipakai untuk mengimpor barang dan jasa dari AS di bidang telekomunikasi, pengangkutan, konstruksi, dan pembangkit tenaga. Usul kedua menyangkut pinjaman sebesar US$ 100 juta dalam bentuk dua langkah (two step loan). Langkah pertama, diberikan kepada Pemerintah, kredit itu selanjutnya dipinjamkan kepada bank-bank umum. Tapi sifatnya juga mengikat karena kredit ini hanya bisa diberikan kepada perusahaan Indonesia yang mau mengimpor barang dan jasa dari AS. Belum jelas apakah Pemerintah akan mengambil tawaran tersebut.