Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Tembok itu, kini telah "bisu"

Ijin penempelan poster di dinding demokrasi xidan wall telah dilarang pemerintah kotapraja beijing. dd telah disalah gunakan, poster yang dipasang nadanya menyerang kebijaksanaan pemerintah. (md)

15 Desember 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WARGA kota Beijing masih lalu lalang di Jalan Xidan seperti hari-hari sebelumnya. Xidan Wall, dinding tempat penempelan poster, yang terletak dekat stasiun bis di sebelah barat lapangan Tien An Men masih berdiri kokoh. Tapi tembok yang sempat merampas perhatian rakyat 1 tahun belakangan, kini cuma dinding bisu, dan tak lagi menarik mereka. Mengapa? SIT (Surat Izin Tempel) poster di Xidan Wall, dikenal juga sebagai Dinding Demokrasi, dicabut oleh Pemerintah Kotapraja Beijing, pekan lalu. "Banyak poster yang dipasang menyerang kebijaksanaan modernisasi pucuk pimpinan partai," tulis koran Beijing Jih Pao mengutip Komite Revolusioner Beijing. Tuduhan penyalah-gunaan DD, menurut ukuran penguasa RRC tentunya, tampak cukup berdasar. Oktober lalu, Wakil Perdana Menteri, Deng Xiaoping dikecam oleh Wai Jingsheng, redaktur majalah bawah tanah Tansuo (Eksplorasi) lewat dinding tembok di Jalan Xidan. Deng, penganut paham pragmatis, dikritik dari sudut kepemimpinannya. Ia dituduh memakai kedok demokrasi hanya untuk melicinkan garis kebijaksanaannya. Dalam poster yang sama, Wei juga membabat ajaran Marx, Lenin, dan Mao. "Kediktatoran proletariat tidak ada," tulisnya. "Yang ada cuma monarki feodalisme terselubung." Ia menambahkan gagasan trio dedengkot komunis itu tidak lebih baik dari apa yang dijajakan para pedagang obat di pinggir jalan. Wei, atas perbuatannya itu, ditangkap. Ia dijtuhi hukuman 15 tahun penjara. Sejak itu pengawasan terhadap DD tampak diperketat. Polisi Beijing, dikabarkan, tak segan-segan turun tangan merobek poster -- menurut Beijing Jih Pao ditulis kelompok ultra demohrasi -- yang dianggap kontra revolusioner. Maklum di tembok yang panjangnya hampir 100 m itulah para wartaan asing dan rakyat awam sering mendapatkan 'pikiran-pikiran baru' yang tak ditulis di koran pemerintah. Komplotan Empat Tokoh pertama yang dikecam di DD bukanlah Deng. November 1978, semasa hidupnya diagungkan sebagai tokoh tanpa cela, dikritik oleh sekelompok buruh petani lantaran menjelang hayatnva merestui gerakan 'Komplotan Empat' di bawah pimpinan Jiang Qing, istrinya. Juga sejumlah tokoh dan kebijaksanaan pemerintah dipertanyakan dan dikritik di DD. Jauh sebelum Pemerintah Kotapraja Beijing memberangus DD, Panitia Tetap untuk Komite Rakyat Nasional Cina (KRNC) sudah mencium penyalah-gunaan media tak resmi itu. Beberapa poster dinilai, "mengancam kehidupan demokrasi dan persatuan bangsa." Juga disinyalir adanya campur tangan dalam penulisan poster-poster. "Tidak boleh dibiarkan orang berbuat sesukanya, sementara banyak orang asing menempelkan telinga mereka di tembok itu," kata Xu Deheng, Wakil Ketua Panitia Tetap KRNC. Berakhirkah riwayat DD? Sukar ditebak. Sebab, 2 hari sesudah Pemerintah Kotapraja Beijing mengeluarkan keputusan, di DD muncul poster yang menentang pemberangusan. Poster tak bernama itu menuduh keputusan penguasa ibukota RRC tak beda dengan kelakuan kelompok ultra kiri yang bersekongkol dengan 'Komplotan Empat'. "Percayalah, sesudah Dinding Demokrasi Xidan diberangus, banyak Dinding Demokrasi akan muncul di berbagai tempat," tulis poster tersebut. Beberapa hari kemudian DD memang muncul dalam format yang lebih kecil, dan bukan di Jalan Xidan. Cuma tak disebutkan kritik apa yang ditulis rakyat di sana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus