Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, meluruskan kabar bahwa sejumlah dokter di Medan memprotes kehadiran dokter asing asal Arab Saudi di Rumah Sakit Adam Malik, Medan, Sumatera Utara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Tempo.co pada Kamis, 4 Juli 2024, menulis berita protes atas kehadiran dokter asing mengutip kantor berita Antara berdasarkan wawancara dengan juru bicara Kemenkes, dr Mohammad Syahril.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Disebutkan oleh Antara bahwa "Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mohammad Syahril menyebut gelombang protes yang disuarakan kalangan dokter lokal atas kehadiran tim medis Arab Saudi di RS Adam Malik, Medan, Sumatera Utara, dilatarbelakangi kecemburuan profesi."
Menurut Nadia, pernyataan Syahril sama sekali tidak menyinggung soal aksi dokter di Medan yang memang tidak pernah terjadi. Para dokter di Medan tidak berkeberatan dengan kehadiran tim medis dari Saudi.
Menurut dia, konteks pernyataan Syahril adalah penolakan terhadap kehadiran dokter dari Saudi oleh sejumlah dokter di kota-kota besar di Jawa.
"Kami menyesalkan beberapa rekan sejawat, terutama di kota besar di Jawa, yang memprotes kehadiran tim dokter dari Arab Saudi tersebut, padahal mereka hadir untuk menyelamatkan nyawa manusia, nyawa anak-anak kita. Bukan untuk mengambil lahan para dokter-dokter tersebut ke depannya," demikian siaran pers dari Syahril.
"Mereka hadir untuk menyelamatkan nyawa manusia, nyawa anak-anak kita. Bukan untuk mengambil lahan para dokter tersebut ke depannya," kata Syahril.
Ia mengatakan sebanyak 27 tenaga medis dari Arab Saudi yang dihadirkan oleh Kemenkes di RS Adam Malik mengemban misi untuk melakukan operasi jantung kompleks terhadap 30 anak warga Sumatera Utara secara gratis.
Kehadiran dokter asing asal Saudi di rumah sakit tersebut dalam rangka melakukan tindakan operasi jantung untuk anak, yang kali pertama dilakukan di Pulau Sumatera pada 25 Juni sampai 30 Juni 2024, kata Syahril.
Syahril yang juga menjabat sebagai Direktur Utama RS Fatmawati Jakarta mengatakan, selama ini anak yang mengalami gangguan jantung kompleks dari berbagai daerah selalu dirujuk ke Jakarta, sehingga memberatkan keluarga secara finansial.
"Ini dikarenakan memang dokter spesialisnya tidak tersedia di sana," katanya.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan mengatur persyaratan dan batasan bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan warga negara asing (WNA) yang ingin berpraktik di Indonesia.
Penjelasan Menkes Budi Gunadi
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan tujuan dokter asing didatangkan ke Indonesia bukan untuk menyaingi dokter lokal.
"Bukan masalah saing-saingan, ini masalah menyelamatkan nyawa 300 ribu orang Indonesia yang kena stroke, 250 ribu yang kena serangan jantung, 6.000 bayi yang kemungkinan besar meninggal tiap tahun," kata Budi ketika ditemui usai rapat bersama Komisi IX DPR di Jakarta, Rabu, 3 Juli 2024.
Dia menjelaskan bahwa hampir 80 tahun merdeka, Indonesia masih kekurangan tenaga spesialis, dan yang paling banyak kosong adalah dokter gigi. Selain itu, ujarnya, distribusi juga kurang, seperti 65 persen puskesmas di Daerah Terpencil Perbatasan Kepulauan (DTPK) yang mengalami kekosongan 9 jenis tenaga kesehatan.
Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa pihaknya mendatangkan dokter dari luar negeri, seperti yang dilakukan dalam kerja sama RSUP Adam Malik dan Arab Saudi, untuk memberikan operasi bagi anak-anak Medan yang mempunyai penyakit jantung bawaan.
Budi menilai upaya itu juga dapat mengakselerasi transfer ilmu bedah toraks kardiovaskular bagi dokter lokal.
Sebelumnya, Budi mengatakan bahwa misi utama pemerintah mendatangkan dokter asing adalah untuk menyelamatkan sekitar 12 ribu nyawa bayi per tahun yang berisiko meninggal akibat kelainan jantung bawaan.
Ia mengatakan, kemampuan dokter di Indonesia untuk melakukan operasi jantung baru berkisar 6 ribu pasien per tahun, sementara penanganan kelainan jantung bawaan memerlukan tindakan operasi yang cepat.
Budi yakin dokter Indonesia mampu mengatasi operasi jantung, namun dengan laju kasus mencapai 6 ribu pasien per tahun, kuota dokter yang dimiliki Indonesia belumlah cukup.
Pemecatan Dekan FK Unair
Aksi protes atas kedatangan dokter asing itu berujung dengan pemecatan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, Prof Budi Santoso, pada Rabu, 3 Juli 2024. Ia sebelumnyabersuara lantang menolak kehadiran dokter asing.
Prof Budi dalam pernyataannya mengaitkan pemecatan yang dia alami dengan sikap pribadinya menolak program pemerintah mendatangkan dokter asing di Indonesia.
"Per hari ini saya diberhentikan sebagai Dekan FK Unair. Saya menerima dengan lapang dada dan ikhlas. Mohon maaf selama saya memimpin FK Unair ada salah dan khilaf, mari terus kita perjuangkan FK Unair tercinta untuk terus maju dan berkembang," demikian petikan pernyataan Budi Santoso dalam WAG tersebut.
Ia beranggapan, terjadi perbedaan pendapat antara pimpinan Unair dengan dirinya terkait program Kemenkes untuk mendatangkan dokter asing.
"Karena rektor pimpinan saya dan saya ada perbedaan pendapat, dan saya dinyatakan berbeda ya keputusan beliau ya diterima. Tapi, kalau menyuarakan hati nurani, saya pikir kalau semua dokter ditanya, apa rela ada dokter asing? Saya yakin jawabannya tidak," katanya.
Sebelumnya, Budi Santoso dalam pernyataan pribadinya kepada wartawan di Surabaya, Kamis, 27 Juni 2024, mengatakan tidak setuju dengan program dokter asing di Indonesia.
"Secara pribadi dan institusi, kami dari fakultas kedokteran tidak setuju," katanya.
CATATAN: Berita ini pada Kamis, 4 Juli 2024, pukul 16.09 dan 18.50, diubah judul dan sebagian isinya untuk lebih menyesuaikan dengan pernyataan nara sumber. Mohon maaf atas kesalahan ini.
ANTARA