Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) tengah mengejar pemenuhan modal inti dengan menerbitkan saham baru atau rights issue. Direktur Bank Oke Indonesia Efdinal Alamsyah mengatakan sesuai dengan keputusan RUPSLB pada 11 Mei 2022, pemegang saham sudah menyetujui rencana pengeluaran saham sebanyak Rp 500 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bank akan menerbitkan saham baru dalam bentuk simpanan melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) IV dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). “Saat ini, perseroan sedang dalam proses pengajuan izin ke OJK untuk penambahan modal tersebut diharapkan dana hasil PUT IV dapat terealisasi pada akhir Oktober 2022,” kata Efdinal dalam keterangannya, Kamis, 1 Septemebr 20202.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan masuknya dana hasil PUT IV, Efdinal menuturkan Bank Oke sudah memenuhi pemenuhan modal inti tersebut menjadi Rp 3 triliun pada akhir 2022. Saat ini, bank harus mengejar tenggat waktu untuk memenuhi modal inti dalam empat bulan.
Adapun Bank Oke Indonesia menjadi salah satu perusahaan yang belum mencapai ketentuan tersebut. Modal inti bank per Juni 2022 tercatat sebesar Rp 2,96 triliun.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan atau OJK telah merilis Peraturan OJK (POJK) 12 Tahun 2020 tentang Konsolidasi Bank Umum. Beleid ini mewajibkan perbankan memiliki modal inti secara bertahap, yakni Rp1 triliun di 2020, lalu naik Rp 2 triliun di 2021, dan Rp 3 triliun pada 2022.
Bank yang gagal memenuhinya, terancam turun kasta menjadi bank perkreditan rakyat (BPR). Dalam aturan OJK, kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum karena BPR dilarang menerima simpanan giro, kegiatan valas, dan perasuransian.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.