Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Teringat Lampu Aladin

Jenis angkutan ke IV DKI tahun 1978 mencapai 12.000 Lebih setelah gubernur mendekritkan daerah bebas becak. Dominasi bemo dan helicak digeser oleh bajaj buatan India.

4 Juni 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MINICAR, Helicak, Bajaj, Betor, Mebea, Mobet dan Bemo -- semua itu sekarang berkeliaran di DKI Jakarta. Sebaai Angkutan ke-IV, jenis kendaraan roda-tiga yang bermotor itu seharusnya cuma 10.000 sampai 1978. Tapi jumlahnya, menurut catatan Komdak Metro Jaya, sudah mencapai 12.000 lebih. Di atas kertas, jumlahnya memang meliwati batas. Namun, mungkin pula 8.000-an saja yang aktif karena banyak yang tidak kembali ke kir. Aktif atau tidak, mereka cenderung meningkat. Dan buat sementara, pemerintah DKI tidak kelihatan membatasinya. Izin tetap didapat oleh setiap kendaraan baru. Bisnis Angkutan ke-IV tidak disangsikan lagi bergairah selama 4 tahun terakhir ini, sesudah Gubernur Ali Sadikin mendekritkan Daerah Bebas Becak (DBB) di berbagai jalan protokol. DBB itu makin meluas dari waktu ke waktu, dan dengan demikian mendorong naiknya jumlah Angkutan ke-IV. Dari India Pada mulanya Bemo dan Helicak yang paling dikenal. Kemudian Minicar menjadi populer. Jumlah Minicar (3.421 sampai akhir '76) memang tertinggi di antara jenis roda-tiga bermotor itu sampai sekarang di DKI. Kemudian menyusul Helicak dan Super Helicak dan Bajaj. Sedang Bemo yang dulunya selalu tertanam di kepala banyak warga DKI, kini jatuh ke tingkat terbawah. Masa jaya Helicak, walaupun ia masih banyak beredar, pun sudah berakhir. Pengusaha kecil, Ny. Milawati, yang membuka bengkel motor di Jl. Kalilio Jakarta merasakan ini sejak awal '76. la pernah memiliki 42 Helicak, menerima setoran tiap hari rata-rata Rp 100.000. Sampai '75, demikian Ny. Milawati bercerita kepada Eddy Herwanto dari TEMPO, "Helicak seperti lampu aladin. Setoran pengemudi dari pagi sampai menjelang tengah malam mencapai Rp 5.000. Tapi sesudah Minicar dan Bajaj mulai muncul, setoran Rp 1.000 dari satu Helicak pun susah didapat. Bagi saya sekarang, asal (Helicak) bisa keluar sajalah, setoran belakangan". Paling menonjol naiknya belakangan ini ialah Bajaj. Dari Januari s/d April yang lalu, Komdak Metro Jaya mencatat, Bajaj bertambah 361, dibanding Minicar 138. Ada kemungkinan Bajaj segera akan menggeser Minicar untuk ranking pertama. Kelihatan kampanye promosinya gencar sekali. PT Tunas Bekasi Motor Co. - 100% nasional -- adalah agen tunggal Bajaj untuk Indonesia. Sudah 4.000 unit kendaraan tersebut dirakitnya di Bekasi. Ia juga merakit scooter (roda-dua) Bajaj, yang mirip dengan Vespa. Merek itu berasal dari nama seorang India yang membina Bajaj Auto Limited. Selama 11 tahun sampai 1971 Bajaj Auto Limited bekerjasama dengan Piaggio & Co, perusahaan Italia yang membikin Vespa. Karena itu pula Bajaj masih disangka Vespa, walaupun kerjasama itu sudah berakhir. Bajaj Auto Limited dikenal agresif dalam pemasarannya di Asia Tenggara, Afrika dan Timur Tengah. Di Bekasi, Bajaj dirakit dengan komponen impor 60%. Tapi, sesuai dengan jadwal pemerintah, tahun 1981 hanya mesinnya boleh diimpor, sedang tahun 1984 semua komponennya harus dibikin di dalam negeri. PT Tunas Bekasi Motor Co. nampaknya menyiapkan diri ke arah (full manufacturing) itu. Cukog Becak Dengan Rp 1 juta, Bajaj roda-tiga sudah bisa dijalankan. Pada mulanya adalah para cukong becak menjadi pembeli utamanya. Tapi, menurut agennya di Pecenongan, Jakarta Pusat pembeli perorangan mulai berdatangan sejak 5 bulan terakhir ini. "Tengah dijajagi pula penjualan dengan KIK (Kredit Investasi Kecil)", kata agen itu. Umumnya fabrikan kendaraan jenis ke-IV di Jakarta berharap untuk meluaskan pemasaran ke kota-kota besar lainnya. Pasaran DKI sebentar lagi akan jenuh, mungkin bila 20.000 sudah tercatat di Komdak Metro Jaya. Maka terutama Surabaya, Semarang, Medan dan Ujung Pandang kini diincer mereka. Jika DBB di luar DKI diperhebat pula -- itulah yang dinanti mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus