MINICAR, Helicak, Bajaj, Betor, Mebea, Mobet dan Bemo -- semua
itu sekarang berkeliaran di DKI Jakarta. Sebaai Angkutan ke-IV,
jenis kendaraan roda-tiga yang bermotor itu seharusnya cuma
10.000 sampai 1978. Tapi jumlahnya, menurut catatan Komdak Metro
Jaya, sudah mencapai 12.000 lebih. Di atas kertas, jumlahnya
memang meliwati batas. Namun, mungkin pula 8.000-an saja yang
aktif karena banyak yang tidak kembali ke kir.
Aktif atau tidak, mereka cenderung meningkat. Dan buat
sementara, pemerintah DKI tidak kelihatan membatasinya. Izin
tetap didapat oleh setiap kendaraan baru.
Bisnis Angkutan ke-IV tidak disangsikan lagi bergairah selama 4
tahun terakhir ini, sesudah Gubernur Ali Sadikin mendekritkan
Daerah Bebas Becak (DBB) di berbagai jalan protokol. DBB itu
makin meluas dari waktu ke waktu, dan dengan demikian mendorong
naiknya jumlah Angkutan ke-IV.
Dari India
Pada mulanya Bemo dan Helicak yang paling dikenal. Kemudian
Minicar menjadi populer. Jumlah Minicar (3.421 sampai akhir '76)
memang tertinggi di antara jenis roda-tiga bermotor itu sampai
sekarang di DKI. Kemudian menyusul Helicak dan Super Helicak dan
Bajaj. Sedang Bemo yang dulunya selalu tertanam di kepala banyak
warga DKI, kini jatuh ke tingkat terbawah.
Masa jaya Helicak, walaupun ia masih banyak beredar, pun sudah
berakhir. Pengusaha kecil, Ny. Milawati, yang membuka bengkel
motor di Jl. Kalilio Jakarta merasakan ini sejak awal '76. la
pernah memiliki 42 Helicak, menerima setoran tiap hari rata-rata
Rp 100.000. Sampai '75, demikian Ny. Milawati bercerita kepada
Eddy Herwanto dari TEMPO, "Helicak seperti lampu aladin. Setoran
pengemudi dari pagi sampai menjelang tengah malam mencapai Rp
5.000. Tapi sesudah Minicar dan Bajaj mulai muncul, setoran Rp
1.000 dari satu Helicak pun susah didapat. Bagi saya sekarang,
asal (Helicak) bisa keluar sajalah, setoran belakangan".
Paling menonjol naiknya belakangan ini ialah Bajaj. Dari Januari
s/d April yang lalu, Komdak Metro Jaya mencatat, Bajaj bertambah
361, dibanding Minicar 138. Ada kemungkinan Bajaj segera akan
menggeser Minicar untuk ranking pertama. Kelihatan kampanye
promosinya gencar sekali.
PT Tunas Bekasi Motor Co. - 100% nasional -- adalah agen tunggal
Bajaj untuk Indonesia. Sudah 4.000 unit kendaraan tersebut
dirakitnya di Bekasi. Ia juga merakit scooter (roda-dua) Bajaj,
yang mirip dengan Vespa. Merek itu berasal dari nama seorang
India yang membina Bajaj Auto Limited.
Selama 11 tahun sampai 1971 Bajaj Auto Limited bekerjasama
dengan Piaggio & Co, perusahaan Italia yang membikin Vespa.
Karena itu pula Bajaj masih disangka Vespa, walaupun kerjasama
itu sudah berakhir. Bajaj Auto Limited dikenal agresif dalam
pemasarannya di Asia Tenggara, Afrika dan Timur Tengah.
Di Bekasi, Bajaj dirakit dengan komponen impor 60%. Tapi, sesuai
dengan jadwal pemerintah, tahun 1981 hanya mesinnya boleh
diimpor, sedang tahun 1984 semua komponennya harus dibikin di
dalam negeri. PT Tunas Bekasi Motor Co. nampaknya menyiapkan
diri ke arah (full manufacturing) itu.
Cukog Becak
Dengan Rp 1 juta, Bajaj roda-tiga sudah bisa dijalankan. Pada
mulanya adalah para cukong becak menjadi pembeli utamanya. Tapi,
menurut agennya di Pecenongan, Jakarta Pusat pembeli perorangan
mulai berdatangan sejak 5 bulan terakhir ini. "Tengah dijajagi
pula penjualan dengan KIK (Kredit Investasi Kecil)", kata agen
itu.
Umumnya fabrikan kendaraan jenis ke-IV di Jakarta berharap untuk
meluaskan pemasaran ke kota-kota besar lainnya. Pasaran DKI
sebentar lagi akan jenuh, mungkin bila 20.000 sudah tercatat di
Komdak Metro Jaya. Maka terutama Surabaya, Semarang, Medan dan
Ujung Pandang kini diincer mereka. Jika DBB di luar DKI
diperhebat pula -- itulah yang dinanti mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini