Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Kamis, 23 September 2021 dimulai dengan kisah nasabah BRI cabang Ahmad Yani Makassar yang kehilangan dana deposito sebesar Rp 1,3 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kemudian informasi tentang Menteri Luhut Binsar Pandjaitan menceritakan pendapatnya tentang teknologi yang digunakan untuk proyek Australia-Asia Powerlink. Proyek itu mentransmisikan energi baru terbarukan berkapasitas 10 gigawatt dari Australia ke Singapura.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selain itu berita mengenai pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir bahwa akan membubarkan tujuh perusahaan pelat merah yang sudah lama tidak beroperasi. Penutupan BUMN itu salah satunya mempertimbangkan nasib para pegawai perusahaan tersebut selama ini.
Berikut adalah ringkasan dari ketiga berita tersebut:
1. Deposito Nasabah Rp 1,3 Miliar di BRI Makassar Raib
Jhon Rambulangi, nasabah PT Bank Rakyat Indonesia atau BRI Cabang Ahmad Yani Makassar, kehilangan dana yang didepositokan sebesar Rp 1,3 miliar. Uang tersebut didepositokan periode 2013-2019. Akan tetapi, saat Jhon ingin menarik uangnya pada 19 Oktober 2020, BRI menyatakan dana tersebut tak terdaftar.
“Klien kami kaget loh, dapat informasi dari BRI. Padahal penyetoran dilakukan di depan teller dan lingkup kantor BRI,” kata kuasa hukum Jhon, Yunius Jhody Pama’tan kepada Tempo, Kamis 23 September 2021.
Ia menjelaskan deposito Rp 1,3 miliar disetor dalam bentuk tunai Rp 600 juta dan debet Rp 700 juta. Semua penyetoran itu dilakukan di depan teller dan nasabah memegang delapan lembar bilyet.
Namun, lanjut Yunius, saat kliennya ingin mencairkan dananya untuk keperluan keluarga, pihak internal BRI mengaku daftar buku bilyet atas nama Jhon Rambulangi hilang. Bahkan enam kali kliennya bertemu dengan pihak BRI, tetapi tak menemukan titik terang.
“Bilyet dan nomor seri yang dipegang klien kami itu asli,” tutur dia. “Kalaupun hilang di internal BRI harusnya ada berita acara kehilangan atau laporan polisi."
Baca berita selengkapnya di sini.
2. Luhut Terkejut dengan Teknologi Canggih Australia untuk Proyek Transmisi Energi
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menceritakan pendapatnya tentang teknologi yang digunakan untuk proyek Australia-Asia Powerlink. Proyek itu mentransmisikan energi baru terbarukan berkapasitas 10 gigawatt dari Australia ke Singapura.
Proyek yang dikembangkan perusahaan Sun Cable tersebut akan membangun pembangkit listrik tenaga surya yang diklaim terbesar di dunia dengan kabel listrik bawah laut terpanjang. Kabel ini rencananya melewati wilayah teritorial Indonesia.
“Saya ingat pertama kali kami membahas proyek ini dengan Andrew Forrest beberapa waktu lalu. Saya terkejut dengan teknologi ini. Kami tidak dapat membayangkan bahwa seratus ribu megawatt Anda dapat mentransfer dari Sun Cable (Australia) ke Singapura,” ujar Luhut dalam konferensi pers, Kamis, 23 September 2021.
Andrew Forrest yang dimaksud Luhut adalah taipan asal Australia. Dia merupakan Chairman Fortescue Future Industries dan investor Sun Cable. Luhut mengatakan sempat berbincang dengan Andrew untuk mengembangkan proyek energi baru terbarukan di Kalimantan Utara.
Ia mengungkapkan bahwa Indonesia telah berkomitmen mengurangi emisi gas buang hingga 45 persen pada 2023 dan mencapai nol emisi karbon pada 2055. Saat ini, kebijakan-kebijakan pemerintah pun diklaim telah diarahkan untuk pengembangan ekonomi hijau.
Baca berita selengkapnya di sini.
3. Erick Thohir Akan Bubarkan 7 BUMN, Salah Satunya karena Lama Tak Beroperasi
Menteri BUMN Erick Thohir memastikan bakal membubarkan tujuh perusahaan pelat merah yang sudah lama tidak beroperasi. Penutupan BUMN itu salah satunya mempertimbangkan nasib para pegawai perusahaan tersebut selama ini.
"Sekarang yang perlu ditutup itu ada tujuh BUMN yang memang sudah lama tidak beroperasi. Ini kan kasihan juga nasib para pegawainya terkatung-katung," kata Erick dalam keterangan resmi, Kamis, 23 September 2021.
Ia lalu menyebutkan beberapa nama perusahaan yang masuk dalam daftar tujuh BUMN yang akan ditutup seperti PT Industri Gelas (Persero) atau Iglas, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), dan PT Kertas Leces (Persero). "Ini hal-hal yang saya rasa kita harus pastikan keputusan ini ada," tutur Erick.
Penutupan sejumlah BUMN itu, menurut dia, tak lepas dari pertimbangan bahwa keputusan pemerintah harus diambil semakin cepat, terutama di era pasar bebas seperti saat ini. Erick kemudian menyebutkan restrukturisasi beberapa BUMN sebelumnya membutuhkan waktu yang sangat lama yakni 9-12 bulan.
Waktu yang lama itu karena ada kepentingan lintas Kementerian. Meski begitu, kata Erick, percepatan pengambilan keputusan itu sangat penting.
Baca berita selengkapnya di sini.