Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berita di kanal ekonomi dan bisnis sepanjang Ahad, 19 Juni 2022, diramaikan berbagai isu. Berita pertama yang banyak menarik perhatian pembaca adalah problem yang dialami pesawat Super Air Jet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Maskapai penerbangan ini menurunkan penumpang sebelum lepas landas karena lampu indikatornya menyala. Ada pula berita soal harga minyak dunia yang melonjak dan Pertamina yang menyikapinya dengan efisiensi biaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut ini empat berita terpopuler di kanal ekonomi dan bisnis.
1. Lampu Indikator Pesawat Menyala, Super Air Jet Tunda Penerbangan
Maskapai penerbangan Super Air Jet dengan nomor registrasi IU-319 rute Yogyakarta-Jakarta mengalami kendala pada Jumat, 17 Juni 2022. Pesawat tersebut menunda penerbangan setelah lampu indikator menyala.
Direktur Utama Super Air Jet Ari Azhari mengkonfirmasi kejadian tersebut. Ia mengatakan pilot perlu melakukan pengecekan kembali sebelum pesawat lepas landas.
“Salah satu indikator pada sistem pesawat menunjukkan (perlu) segera dilakukan pengecekan," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Ahad 19 Juni 2022.
Pesawat Airbus 320-200 PK-SJD milik Super Air Jet dijadwalkan terbang ke Bandara Soekarno-Hatta dari Banda Internasional Yogyakarta pada Jumat pukul 17.10 WIB. Sebuah rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan sejumlah penumpang di pesawat ini protes karena pada jadwal lepas landas, mereka diminta turun.
Baca selengkapnya di sini.
2. PHRI: Pemulihan Okupansi Hotel di Batam dan Bintan Lebih Cepat Ketimbang Bali
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Haryadi Sukamdani mengakui tren tingkat keterisian kamar atau okupansi hotel di Batam dan Bintan menunjukkan pertumbuhan yang progresif. Bahkan, pemulihan okupansi hotel di dua destinasi di Kepulauan Riau itu lebih baik ketimbang Bali.
"Jumlah wisatawan mancanegara belum meningkat secara keseluruhan, namun di wilayah Batam dan Bintan itu sudah mulai terlihat kenaikan pengunjung," ujar Haryadi saat dihubungi Tempo pada Ahad, 19 Juni 2022.
Percepatan pemulihan okupansi hotel di Batam dan Bintan ditopang oleh tingginya kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman asal Singapura yang bertandang ke Indonesia. Wisman yang masuk ke Tanah Air melalui kedua daerah itu sebagian besar adalah warga negeri singa.
Tren pertumbuhan mobilisasi wisman pun didukung oleh kebijakan pemerintah yang telah memperlonggar syarat bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Kedatangan PPLN dari Singapura ramai tercatat dari pintu pelabuhan kapal feri.
Baca selengkapnya di sini.
3. Harga Pangan Naik Menjelang Idul Adha, Mentan Janji Rutin Gelar Pasar Murah
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berjanji kegiatan pasar murah di Toko Tani Indonesia Center (TTIC) akan digelar secara rutin. Pasar murah dihelat saat harga pangan naik, terlebih menjelang perayaan hari besar, seperti Idul Adha.
"Sebenarnya apa yang kita lakukan ini adalah aktivitas rutin dalam menghadapi dinamika-dinamika harga kebutuhan masyarakat karena hari-hari tertentu atau waktu tertentu, seperti Idul Fitri, Idul Qurban, Natal, dan tahun baru seperti itu adanya," ujar Syahrul dalam keterangan resminya, Ahad, 19 Juni 2022.
Sejumlah harga kebutuhan pokok melonjak dalam beberapa waktu terakhir. Setelah minyak goreng, harga cabai rawit juga terkerek naik, bahkan melampaui Rp 120 ribu per kilogram. Begitu juga harga bawang. Tren harga komoditas ini meningkat menjelang Idul Adha.
Menurut Syahrul, pasar murah penting dilakukan untuk menjaga agar kebutuhan pangan dasar berkualitas bagi masyarakat terpenuhi. Selain itu, pasar murah bertujuan untuk menjaga stabilisasi harga.
Baca selengkapnya di sini.
4. Harga Minyak Dunia Melonjak, Pertamina Klaim Hemat Biaya USD 2,2 Miliar
PT Pertamina (Persero) meningkatkan efisiensi di seluruh lini bisnis, baik holding maupun subholding mulai dari hulu, pengolahan sampai hilir. Hal ini dilakukan seiring lonjakan harga minyak mentah dunia.
Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini mengatakan perseroan telah mengembangkan berbagai kebijakan dan strategi bisnis dari sisi keuangan maupun operasional.
Selama tahun 2021, kata Emma, Pertamina berhasil melakukan optimalisasi biaya sebesar US$ 2,21 miliar atau sekitar Rp 32,8 triliun (asumsi kurs Rp 14.380 per dolar AS).
“Biaya tersebut diperoleh dari program penghematan biaya (Cost Saving) sebesar US$ 1,36 miliar, penghindaran biaya (Cost Avoidance) sebesar US$ 356 juta, serta tambahan pendapatan (Revenue Growth) sekitar US$ 495 juta,” kata Emma dalam keterangan resmi Pertamina, Ahad, 19 Juni 2022.
Baca selengkapnya di sini.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.