Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pelaku Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengapresiasi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Sebab, pemerintahan Jokowi-JK selama tiga tahun sangat memperhatikan segala sektor industri.
"Kita sangat mengapresiasi ketika pemerintah ingin menahan harga energi sampai 2018. Karena setelah dilihat harga terlalu naik-turun di 2015 memasuki 2016 mempengaruhi daya konsumsi masyarakat sehingga sekarang ditahan. Ini merupakan suatu yang baik, sesuatu yang kita apresiasi," katanya saat ditemui di hotel The Hermitage Menteng, Jakarta, Senin, 16 Oktober 2017.
Roy juga mengapresiasi penurunan suku bunga dua kali dalam dua bulan berturut-turut sehingga saat ini menjadi 4,25 persen.
Menurut Roy, hal yang sudah baik bisa ditingkatkan lagi. Bahkan, kata dia, bila perlu Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dibuat kembali.
"Untuk meneruskan lagi untuk generasi yang berikutnya. Dulu kan GBHN 25 sampai 30 tahun ada roadmap," ujarnya.
Roy menuturkan peraturan di retail memang belum semuanya terjawab karena banyak pertimbangan yang berkaitan dengan ekonomi kerakyatan atau ekonomi berkeimbangan.
"Sehingga tentunya kami berharap di tahun-tahun ke depan Jokowi-JK dapat tidak menggeneralisasi, tidak berpihak pada satu jenis retail, dan satu jenis pasar saja, tapi memperhatikan semua jenis pasar karena pembeli itu punya masyarakat Indonesia sendiri," ucapnya.
Ia berharap pengusaha retail, baik modern maupun tradisional, ditingkatkan. "Kalau ingin meningkatkan pasar rakyat, pasar modern juga harus ditingkatkan. Sebab, yang diuntungkan adalah masyarakat, kepuasan konsumen Indonesia," tuturnya.
HENDARTYO HANGGI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini