Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
TikTok Shop menjajaki kerja sama dengan platform e-commerce dan perusahaan retail.
Ada sejumlah pertemuan antara petinggi GoTo dan TikTok.
TikTok Shop akan bergabung dengan Tokopedia.
DUA pekan lalu, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki menerima kunjungan petinggi beberapa perusahaan niaga elektronik (e-commerce). Yang pertama berkunjung ke kantor Teten di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, adalah manajemen PT Bukalapak.com Tbk. Beberapa hari berikutnya, Jumat, 1 Desember lalu, datang perwakilan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Tiba pada hari berbeda, perwakilan dua platform e-commerce besar itu menyampaikan hal yang sama. “Keduanya menyatakan TikTok menjajaki peluang kerja sama dengan mereka,” kata Teten kepada Tempo, Rabu, 6 Desember lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Teten pun menyampaikan pesan kepada dua perusahaan itu. Kalau jadi bekerja sama, Teten melanjutkan, baik Bukalapak maupun GoTo harus mencegah TikTok menerapkan predatory pricing, praktik menjual barang di bawah harga pasar, yang bisa merusak persaingan usaha. Dia juga menghendaki TikTok berkomitmen membangun model bisnis berkelanjutan dan memberi ruang bagi produk usaha mikro, kecil, dan menengah tanpa diskriminasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Teten, selain Bukalapak dan GoTo, beberapa perusahaan didekati TikTok. Di antaranya korporasi retail besar yang juga mengoperasikan bank digital serta sebuah perusahaan logistik pelat merah. Pendekatan ini, dia menjelaskan, menjadi bagian dari upaya TikTok menghidupkan kembali layanan e-commerce TikTok Shop. Tempo meminta konfirmasi dari Bukalapak dan GoTo ihwal pembicaraan petinggi mereka dengan Teten, tapi tak ada jawaban.
Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki melakukan wawancara kepada pedagang yang menggunakan fitur live shopping di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, 19 September 2023. Tempo/Magang/Joseph.
TikTok menghentikan layanan TikTok Shop pada 4 Oktober lalu setelah pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023. Aturan tentang perdagangan melalui sistem elektronik itu melarang perusahaan media sosial seperti TikTok dan Facebook mengoperasikan fitur atau layanan e-commerce. Jika hendak mengoperasikan layanan tersebut, perusahaan media sosial harus memiliki izin khusus atau bekerja sama dengan entitas lokal.
Kepada Tempo, Rabu, 6 Desember lalu, Direktur Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dan Perdagangan Jasa Kementerian Perdagangan Rifan Ardianto mengatakan aturan ini bertujuan menciptakan perdagangan yang sehat dan adil sekaligus melindungi produk lokal dari praktik predatory pricing oleh platform e-commerce atau penjaja barang impor. "Aturan itu telah mengatur ketentuan mengenai kewajiban bagi pedagang dan platform e-commerce untuk memenuhi standar dan persyaratan teknis seperti izin edar, halal, dan registrasi barang," ujarnya.
Menurut Rifan, TikTok Shop selama ini berstatus penyelenggara perdagangan melalui sistem elektronik (PPMSE) luar negeri dan memiliki izin tanda daftar penyelenggara sistem elektronik yang diterbitkan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Namun, dia menambahkan, izin TikTok Shop memakai dasar Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 50 Tahun 2020 tentang PPMSE. "Aturan itu belum mengatur pemisahan media sosial dan e-commerce," tuturnya. Walhasil, TikTok harus memenuhi syarat dalam aturan baru, seperti mengurus izin e-commerce atau bekerja sama dengan entitas lokal.
Toh, belum sampai sebulan menghentikan operasi TikTok Shop, ByteDance Ltd, induk usaha TikTok, sudah berancang-ancang menghidupkan kembali layanan e-commerce itu. Perusahaan asal Cina itu tak mau kehilangan ceruk pasar belanja online di Indonesia yang sangat masif.
Bulan lalu, TikTok menyambangi Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Loto Srinaita Ginting, Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kementerian BUMN, mengatakan TikTok semata-mata datang untuk bersilaturahmi. "Enggak ada urusan lain, karena sebelum ditutup dulu juga silaturahmi. Nah, setelah tutup juga silaturahmi," ujar Loto pada Selasa, 5 Desember lalu. Menurut Loto, dalam kunjungan itu TikTok menawarkan program pelatihan untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. "Tidak ada yang lain."
CEO TikTok Shou Zi Chew saat acara TikTok Impact Forum 2023, di Ritz Carlton, Jakarta, 15 Juni 2023. Reuters/Ajeng Dinar Ulfiana
Pada pertengahan Desember ini, muncul titik terang mengenai rencana TikTok mengoperasikan kembali TikTok Shop. Kabar yang dilansir sejumlah kantor berita asing menyebutkan TikTok bersiap menjalin kerja sama dengan GoTo. Kerja sama itu ada kemungkinan diumumkan pada pertengahan Desember, bertepatan dengan hari belanja online. Namun manajemen GoTo dan TikTok bungkam, tak mau berkomentar tentang informasi tersebut.
•••
TIKTOK Shop yang beroperasi sejak 17 April 2021 mencatatkan pertumbuhan yang amat pesat. Laporan lembaga riset dan modal ventura Momentum Works menyebutkan, pada 2022, nilai produk yang terjual atau gross merchandise value (GMV) TikTok Shop baru 4,4 persen dari total GMV e-commerce Asia Tenggara. Angka ini masih jauh di bawah Shopee yang menguasai 48,1 persen, Lazada (20,2 persen), dan Tokopedia (18,5 persen). Pada 2023, porsi GMV TikTok Shop akan naik menjadi 13,9 persen, menggerus pasar Tokopedia yang turun menjadi 14,2 persen, Lazada (17,5 persen), dan Shopee (45,9 persen).
Tahun ini, menurut riset Momentum Works, GMV TikTok Shop di Asia Tenggara bakal menembus US$ 15 miliar, melonjak 241 persen dari raihan pada 2022 yang mencapai US$ 4,4 miliar. Riset ini menyatakan TikTok Shop berkembang pesat lantaran sifatnya yang adaptif terhadap kebutuhan pasar. Keunggulan lain adalah posisi TikTok Shop sebagai penyelenggara e-commerce yang menempel pada platform media sosial TikTok. Ditambah fitur belanja langsung (live shopping) dan berjualan langsung (live selling), posisi tawar TikTok Shop kian tinggi di mata pengguna media sosial dan e-commerce.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kiri) menerima kunjungan Chief Executive Officer TikTok Shou Zi Chew, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, 14 Juni 2023. Dok.Kemendag
Sadar akan potensi bisnisnya yang tinggi, petinggi TikTok sudah punya rencana berekspansi di Indonesia. Pada 14 Juni lalu, Chief Executive Officer TikTok Shou Zi Chew bertemu dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Zulkifli mengungkapkan rencana TikTok menginvestasikan dana US$ 10 miliar atau sekitar Rp 148 triliun di Indonesia dalam lima tahun ke depan dalam pertemuan itu. Tak hanya mendatangi Zulkifli, menurut Bara Krishna Hasibuan, staf khusus Menteri Perdagangan, pada bulan itu Shou juga beranjangsana ke sejumlah pejabat lain. Kedatangan Shou saat itu, Bara menuturkan, bertujuan menyatakan niat berekspansi.
Tapi rencana itu tak mulus. Sebulan kemudian, pemerintah membuka wacana perubahan peraturan Menteri Perdagangan tentang e-commerce. Perubahan itu didasari kekhawatiran akan kian ekspansifnya TikTok Shop sehingga merugikan pedagang dan peretail nasional. Kekhawatiran kian besar setelah TikTok meluncurkan Project S pada 21 Juni lalu di Inggris. Project S adalah platform e-commerce TikTok yang memungkinkan perusahaan itu menjual dagangan sendiri. Para pemilik akun TikTok di Inggris dapat menggunakan fitur belanja baru yang menjual barang kiriman langsung dari Cina.
Pemerintah khawatir produk usaha mikro, kecil, dan menengah lokal bakal mati jika Project S diterapkan di Indonesia. Karena itu, sejumlah menteri, antara lain Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki, mendesak agar rencana revisi peraturan Menteri Perdagangan tentang e-commerce segera diwujudkan. Salah satu yang masuk aturan itu adalah social commerce, model bisnis yang memadukan media sosial dengan niaga elektronik seperti yang diterapkan TikTok Shop. Model bisnis ini, selain merugikan produk lokal, mengancam penyelenggara e-commerce lain.
Sejumlah rapat pun digelar, antara lain rapat koordinasi terbatas para menteri dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan pada 25 September lalu. Di luar dugaan, rapat ini ternyata dihadiri juga oleh Wishnutama Kusubandio, komisaris GoTo, perusahaan induk e-commerce Tokopedia. Kehadiran Wishnutama, yang terungkap lewat foto di media sosial, menimbulkan kecurigaan adanya konflik kepentingan karena ada salah satu pemain bisnis itu yang ikut membahas regulasi.
Wishnutama pun memberi klarifikasi tentang hal ini. “Saya diundang untuk memberikan masukan terkait dengan transformasi digital secara umum. Mungkin saya diundang karena latar belakang saya yang datang dari media digital, infrastruktur digital, ekonomi digital, dan industri kreatif yang juga erat dengan sektor digital,” tuturnya pada 27 September lalu. Menurut Wishnutama, dalam undangan rapat tak ada atribusi jabatan dia sebagai komisaris GoTo. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023 yang menjadi regulasi baru untuk platform e-commerce pun terbit.
Aturan itu yang menjadi sandungan bagi TikTok Shop. Padahal ketika itu TikTok sedang mengurus izin penyelenggaraan sistem pembayaran kepada Bank Indonesia, yang sedianya menjadi pelengkap fitur TikTok Shop. Pemerintah beralasan aturan pemisahan bisnis e-commerce dengan media sosial bertujuan melindungi penyelenggara e-commerce lokal dan pengusaha kecil sekaligus mencegah algoritma media sosial mendominasi pasar. Tujuan lain adalah mencegah penyalahgunaan data pribadi pengguna media sosial untuk tujuan komersial.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim mengatakan regulasi lama tentang e-commerce, yaitu Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 50 Tahun 2020, belum mengatur pemisahan media sosial dengan e-commerce. Menurut Isy, TikTok Shop mengantongi tanda daftar penyelenggara sistem elektronik yang diterbitkan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta izin usaha kantor perwakilan dalam bentuk surat izin usaha perwakilan perusahaan perdagangan asing bidang PMSE. Status kantor perwakilan ini juga menghambat kelanjutan operasi TikTok Shop.
Kini ByteDance selaku induk usaha TikTok mencari kapal baru untuk TikTok Shop yang berhenti beroperasi sejak 4 Oktober lalu. Pada pertengahan November lalu, Asisten Deputi Pembiayaan dan Investasi Usaha Kecil dan Menengah Kementerian Koperasi Temmy Satya Permana mengungkapkan bahwa kemungkinan besar TikTok tidak akan membentuk badan usaha atau entitas baru untuk TikTok Shop, tapi memilih opsi bermitra dengan platform e-commerce lokal. Nama Tokopedia sebagai calon mitra baru TikTok Shop kemudian menjadi rumor di pasar.
Kepada Tempo, sejumlah pejabat dan petinggi perusahaan yang mengetahui pembahasan kerja sama ini bercerita, rencana kongsi antara TikTok dan GoTo sudah bergulir begitu TikTok Shop tutup lapak. Seiring dengan waktu, ada empat opsi kerja sama.
Opsi pertama adalah skema investasi yang bakal menciptakan sharing knowledge/resource untuk memaksimalkan potensi Tokopedia. Opsi kedua adalah integrasi platform TikTok Shop dengan Tokopedia. Opsi ketiga adalah joint platform yang menghasilkan platform e-commerce baru agar rencana kedua pihak bisa terpenuhi. Opsi terakhir adalah peleburan Tokopedia ke TikTok Shop.
Dari empat opsi ini, menurut pejabat yang mengetahui pembahasannya, hanya opsi pertama dan kedua yang cocok bagi GoTo. Sedangkan opsi joint platform dan peleburan Tokopedia-TikTok Shop datang dari pihak ByteDance. "Kerja sama ini bakal langsung antara TikTok dan Tokopedia, bukan dengan GoTo, meski dalam prosesnya sang induk tetap berperan," katanya. Sumber ini juga menyebutkan ada sejumlah pertemuan antara petinggi Tokopedia dan TikTok pada Oktober dan November lalu, antara lain di Cina dan Amerika Serikat.
Pada awal Desember lalu, kabar rencana kerja sama TikTok dengan Tokopedia makin santer terdengar. Bahkan muncul informasi skema kerja sama itu bakal diumumkan pada momen hari belanja online nasional. “Kabarnya pada 12 Desember,” ucap Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki. Namun seorang pejabat yang mengetahui pembahasan kerja sama ini mengatakan perkongsian baru itu akan diumumkan pada Januari mendatang. Ditanyai tentang kabar ini, pihak TikTok Indonesia menolak memberikan jawaban. “Untuk saat ini belum ada statement yang bisa diberikan,” demikian pernyataannya.
Pada Jumat, 8 Desember lalu, manajemen GoTo mengkonfirmasi rencana kerja sama dengan TikTok. Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Corporate Secretary GoTo RA Koesoemohadiani mengakui ada diskusi antara GoTo, Tokopedia, dan TikTok tentang potensi kemitraan dalam bisnis e-commerce di Indonesia. "Namun belum ada keputusan atau kesepakatan final yang dicapai oleh para pihak dan diskusi masih berlangsung," ujarnya. Meski begitu, Koesoemohadiani mengatakan tidak ada rencana pengambilalihan saham GoTo oleh ByteDance ataupun TikTok. “Tidak ada rencana penjualan saham kepada pihak mana pun."
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Khairul Anam berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Kapal Baru untuk TikTok Shop".