Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Tren Bersepeda Meredup Berbagai Sebab, Harga Sepeda Turun 30 Persen

Tren bersepeda terus berlanjut hingga pertengahan tahun 2020. Namun, mulai akhir tahun tren bersepeda mulai mengalami penurunan.

20 Juli 2021 | 19.40 WIB

Warga bersepeda di Jalan Sudirman saat pemberlakuan PPKM Darurat di Jakarta, Ahad, 4 Juli 2021. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan akan menindak tegas para pesepeda yang bersepeda di jalan raya dengan menyita sepedanya. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Warga bersepeda di Jalan Sudirman saat pemberlakuan PPKM Darurat di Jakarta, Ahad, 4 Juli 2021. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan akan menindak tegas para pesepeda yang bersepeda di jalan raya dengan menyita sepedanya. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Di awal pandemi, bersepeda menjadi tren yang meningkat tajam di masyarakat. Tren bersepeda terus berlanjut hingga pertengahan 2020. Namun, mulai akhir tahun tren bersepeda mulai mengalami penurunan. Mengapa?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Melansir dari Koran Tempo, pasar sepeda sudah memasuki titik jenuh. Redupnya euforia bersepeda saat masa pandemi menyebabkan permintaan semakin turun dan harganya menjadi anjlok.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo), Eko Wibowo, mengatakan harga sepeda turun sekitar 30 persen. Selain karena permintaan yang turun, Eko mengatakan penurunan harga terjadi karena ada fenomena yang tak wajar.

Ketika permintaan sepeda meningkat, banyak pedagang yang menaikkan harga berkali-kali lipat. Kini, Eko mengatakan, sebenarnya harga kembali ke titik yang wajar.

Menurutnya, fenomena kenaikan harga itu terjadi karena adanya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 68 Tahun 2020 yang berisi pembatasan impor barang konsumsi, di antaranya sepeda roda dua dan roda tiga.

Pada Agustus 2020, pasokan sepeda impor tersendat. Alhasil, pedagang pun berebut pasokan yang seharusnya dipasarkan dalam dua bulan ke depan untuk dijual saat itu.

Presiden Direktur PT Insera Sena atau Polygon William Gozali, mengatakan permintaan sepeda akan kembali seperti sebelum pandemi. Namun, kata dia, produksi cenderung stabil.

William pun mengklaim harga sepeda Polygon masih stabil, meski pasar lesu. Artinya, harga dari produsen tidak sebentar-sebentar naik atau turun.

Selain itu, aturan pembatasan yang diterapkan oleh pemerintah juga mempengaruhi turunnya tren bersepeda. Misalnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meminta pesepeda untuk tidak bersepeda selama pemberlakuan PPKM Darurat. Sebenarnya, sebelum kasus Covid-19 naik, pemerintah sempat mendorong penggunaan sepeda sebagai moda transportasi. Pengelola MRT juga memasyarakatkan penggunaan sepeda. Lihat nasib trend sepeda dan bisnis transportasi di masa pandemi  di sini

Bahkan, kepolisian akan mengangkut sepeda jika melanggar aturan yang berlaku. Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengimbau warga DKI Jakarta untuk berkegiatan di rumah selama PPKM Darurat

Termasuk saat akhir pekan, warga dilarang berolahraga di jalan atau tempat umum di Jakarta. Hal ini tentu bakal mempengaruhi tren bersepeda masyarakat karena lebih memilih untuk berkegiatan di rumah saja.

M. RIZQI AKBAR 

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus