Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Saham GOTO berpotensi terus turun ke level Rp 50 per lembar.
Perbaikan kinerja keuangan kunci penguatan saham GOTO.
CEO GOTO tambah kepemilikan sahamnya di perusahaan.
JAKARTA — Harga saham GOTO atau PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk terus tertekan hingga menyentuh level Rp 62 per unit, terendah sejak melantai di bursa. Minimnya sentimen positif membuat nilai GOTO sulit bangkit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dibanding harga jual perdananya, yaitu Rp 338 per unit, nilai GOTO saat ini anjlok hingga 81 persen. Tren sejak awal tahun menunjukkan pelemahan hingga 30,77 persen. Sepekan terakhir, nilainya anjlok hingga 20,25 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelemahan tersebut menggerus kapitalisasi pasar perusahaan. Kini nilainya menjadi Rp 75,69 triliun. Padahal, saat penawaran perdana sahamnya (initial public offering/IPO) pada 11 April 2022, kapitalisasi pasar GOTO mencapai Rp 400,31 triliun. Waktu itu GOTO bahkan berada di urutan keempat emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pengamat pasar modal dan founder WH-Project William Hartanto menyatakan tekanan terhadap saham GOTO sudah terasa sejak IPO. Selain karena statusnya sebagai emiten teknologi, valuasi serta kinerja perusahaan yang masih merugi menjadi sorotan pelaku pasar. Belakangan, sentimen negatifnya bertambah. "Ada kepanikan ketika diberitakan bahwa William Tanuwijaya menjual sahamnya," katanya kepada Tempo, kemarin.
Layar pergerakan saham GOTO di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 30 November 2022. TEMPO/Tony Hartawan
Komisaris dan Co-Chairman GOTO William Tanuwijaya menjual 332.220.000 saham GOTO Seri A dengan nilai Rp 78,89 pada 13 Oktober lalu. Melansir keterbukaan informasi di BEI, transaksi senilai Rp 26,2 miliar tersebut mengurangi kepemilikan pendiri Tokopedia itu dari 1,77 persen menjadi 1,72 persen. Tujuan penjualan ini untuk kebutuhan pribadi.
William Hartanto memperkirakan harga saham GOTO berpeluang turun terus hingga ke level Rp 50 per unit akibat transaksi yang memicu kepanikan tersebut. Namun dia optimistis pergerakannya tak akan lebih rendah lagi dari angka itu. "Ketika sudah mencapai harga terendah, pilihannya tinggal naik saja." Kenaikan saham GOTO bakal ikut mendongkrak pergerakan indeks harga saham gabungan yang sekarang juga melemah.
Pengamat pasar modal Desmond Wira menuturkan GOTO masih berpeluang untuk bangkit. Pelaku pasar masih menantikan perbaikan kinerja keuangan perusahaan itu. "Misalnya, tercapai EBITDA positif," ujarnya. Pada kuartal kedua 2023, EBITDA GOTO minus Rp 1,2 triliun, membaik dibanding pada kuartal II 2022 yang minus Rp 4,3 triliun.
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada pun menilai hanya perbaikan kinerja keuangan yang bisa melepaskan GOTO dari pelemahan saham saat ini. Salah satu indikatornya adalah pembukuan laba. Perusahaan ini masih mencatat kerugian Rp 7,16 triliun hingga kuartal kedua 2023, meskipun kondisinya sudah lebih baik dibanding pada periode yang sama tahun lalu. Kerugian saat itu sebesar Rp 13,65 triliun.
Reza menyebutkan langkah ini menjadi pekerjaan rumah besar buat manajemen. "Jika mereka bisa mengurangi kerugian lebih banyak lagi, pelaku pasar akan mulai mempertimbangkan bahwa perusahaan mulai sehat," ucapnya. Langkah perusahaan untuk mulai memangkas promosi dan subsidi pun dinilai bakal dinanti pelaku pasar lantaran bisa membantu perbaikan kinerja keuangan dan menghadirkan persaingan usaha yang lebih sehat ke depan.
Saham GOTO pada layar telepon pintar di Bursa Eek Indonesia, Jakarta, 30 November 2022. TEMPO/Tony Hartawan
Sepekan setelah kabar penjualan saham William Tanuwijaya, GOTO mengumumkan perubahan kepemilikan saham lagi. CEO GOTO Patrick Walujo tercatat membeli 148.150.000 lembar saham Seri A GOTO atau senilai 0,01 persen dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan. Dengan harga pembelian Rp 67,5 per unit, transaksi ini menambah kepemilikannya dari 0,01 persen menjadi 0,02 persen. Keterbukaan informasi BEI mencatat tujuan transaksi tersebut merupakan investasi pribadi.
Ketiga pengamat pasar modal di atas satu suara bahwa langkah Patrick tak berdampak signifikan terhadap pergerakan harga saham GOTO. Salah satunya karena nilai saham yang dibeli hanya Rp 10 miliar.
Selain itu, William Hartanto mengatakan pembelian saham dengan harga bawah tidak membuat harga saham naik. "Apalagi dengan tujuan investasi pribadi, ada kemungkinan pembelian ini dilakukan untuk jangka panjang."
Desmond mengatakan, secara psikologis, aksi CEO membeli saham perusahaan sendiri biasanya bisa menjadi sentimen positif. "Tapi, dalam kasus GOTO, karena didera sentimen negatif yang terus bermunculan, tindakan pembelian saham tersebut efeknya kecil sekali, bahkan tidak ada," ujarnya.
Adapun, menurut Reza, pelepasan saham oleh komisaris GOTO memiliki dampak lebih besar pada pelaku pasar. "Saat ini masih ada persepsi yang kurang tepat bahwa, saat pejabat perusahaan menjual sahamnya, dia tidak cinta lagi kepada perusahaannya. Padahal tujuannya bisa saja berbeda."
VINDRY FLORENTIN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo