Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tsunami Selat Sunda khususnya wilayah Pandeglang, Serang dan Lampung Selatan yang terjadi kemarin malam dipastikan tidak berdampak terhadap sarana dan prasarana pelabuhan Banten. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, Agus Purnomo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Operasional pelabuhan tetap berjalan normal dan para petugas meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana akibat cuaca buruk," ujar Agus dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 23 Desember 2018.
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) kelas I Banten dan Pangkalan Penjagaan Laut dan Panti (PLP) kelas I Tanjung Priok, kata Agus, telah disiapkan dan disiagakan untuk memantau dan memberikan bantuan kepada para korban musibah bencana Tsunami di pesisir pantai di Selat Sunda.
Agus menuturkan, seluruh petugas di pelabuhan khususnya pelabuhan Banten agar memperhatikan faktor cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG di setiap kegiatan pelayarannya yang ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Maklumat Pelayaran oleh Ditjen Perhubungan Laut. "Di musim liburan ini, saya meminta setiap petugas di lapangan meningkatkan kewaspadaan dan memperhatikan faktor cuaca serta mengutamakan keselamatan pelayaran," tutur dia.
Kemarin malam, tsunami telah menerjang pantai di Selat Sunda, di dearah Pandenglang, Lampung Selatan dan Serang. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, data sementara jumlah korban dari bencana tsunami di Selat Sunda tercatat 43 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka dan 2 orang hilang. Kerugian fisik meliputi 430 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, 10 kapal rusak berat dan puluhan rusak.
Sutopo menjelaskan, penanganan darurat terus dilakukan, kemudian struktur organisasi tanggap darurat, pendirian posko, dapur umum dan lainnya masih disiapkan. "Alat berat juga dikerahkan untuk membantu evakuasi dan perbaikan darurat," kata dia.
Dia mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di sekitar pantai. Sutopo berujar, BMKG dan Badan Geologi masih melakukan kajian untuk memastikan penyebab tsunami dan kemungkinan susulannya.