GAIRAH masuk ke pasar modal memang tak mungkin dibendung, demi memperebutkan dana murah. Ada tujuh perusahaan yang dalam waktu dekat berlomba mencari investor lewat Bursa Efek Jakarta. PT Mayertex Indonesia (industri pakaian jadi), PT Igar Jaya dan PT Duta Pertiwi Nusantara (perusahaan gelas dan plastik), HM Sampoerna (perusahaan rokok), PT Sumatera Timber Utama Damai, PT Textronic Permai Electronic, dan PT Bumi Modern (perhotelan dan pariwisata). Sebagai kelompok industri, termasuk industri jasa dan pari- wisata, ketujuhnya memang memikat. Tapi sampai pekan ini, baru satu yang sudah mengiklankan prospektusnya, yakni PT Bumi Modern -- pemilik Hyatt Bumi Surabaya, hotel yang beberapa bulan silam naik pangkat ke bintang lima. Saham yang ditawarkannya 10 juta lembar, dengan harga perdana Rp 4.500 (penawaran 25-29 Juni 1990). Jumlah kamar yang dijual dalam setahun adalah 97.820 -- angka ini tetap sejak 1985 sampai 1989. Dengan go public, PT Bumi Modern hendak menggunakan 63% dananya untuk menambah pasokan kamarnya, melalui pembangunan Hyart Regency Surabaya. Hotel yang direncanakan mempunyai 232 kamar ini akan dioperasikan mulai 1992. Pemilik saham sebelum go public adalah AJPP Bumiputera. Dengan tambahan berbagai fasilitas pelayanan, di antaranya kerjaan gaya baru melalui Club Olympia yang eksklusif itu, Bumi Hyatt seolah-olah menjanjikan pasar yang lebih baik. Pendapatannya tahun silam Rp 13,19 milyar, naik dari periode sebelumnya yang Rp 11,83 milyar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini