Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Tutup Tahun, Rupiah Menguat

Mata uang rupiah menguat di penghujung 2024. Nilai tukar saat ini adalah Rp 16.132 per dolar Amerika Serikat, terpantau pada Selasa, 31 Desember 2024.

1 Januari 2025 | 07.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mata uang rupiah menguat di penghujung 2024. Nilai tukar saat ini adalah Rp 16.132 per dolar Amerika Serikat, terpantau pada Selasa, 31 Desember 2024. Pengamat pasar uang memprediksi penguatan ini akan berlanjut hingga awal 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rupiah menguat tipis sebesar 0,06 persen atau sekitar 10 poin terhadap dolar AS, menurut data mata uang Bloomberg yang diperbarui secara berkala. Sementara itu, menurut Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), kurs rupiah terhadap dolar AS kini sebesar Rp 16.157.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bukan hanya rupiah, di akhir tahun ini mata uang berbagai negara terlihat menguat terhadap dolar AS. Menurut pantauan pukul 16:52 WIB, nilai yen Jepang meningkat 0,24 persen setelah sempat tertekan, begitu juga won Korea yang naik 0,14 persen.

Dolar Hong Kong sedikit menguat sebesar 0,02 persen terhadap dolar AS, dan dolar Australia unggul 0,03 persen. Adapun dolar Selandia Baru juga mengalami peningkatan nilai hingga 0,18 persen, dan baht Thailand sebesar 0,01 persen.

Di sisi lain, dolar Singapura melemah 0,05 persen dan dolar Taiwan 0,01 persen. Negara tetangga lainnya, Filipina, mengalami pelemahan peso 0,03 persen terhadap dolar AS. Rupee India bernasib sama, melemah hingga 0,07 persen.

Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, memprediksi penguatan rupiah akan berlanjut hingga awal 2025. “Untuk perdagangan Kamis (1 Januari 2025), mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.070 - Rp.16.150,” kata dia dalam keterangan tertulis.

Lukman Leong, analis Doo Financial Futures, mengatakan penguatan rupiah didukung oleh koreksi pada dolar AS. Selain itu, data Purchasing Managers’ Index (PMI) Cina menunjukkan ekspansi di sektor manufaktur, walaupun sedikit di bawah perkiraan pasar. Hal itu, bersamaan dengan sektor service atau layanan yang tumbuh jauh lebih kuat, juga disebut mendukung rupiah.

Untuk proyeksi awal tahun, Lukman berkata rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan kecenderungan masih tertekan. Menurut dia, para investor masih tidak mau mengambil risiko sebelum Presiden Terpilih AS Donald Trump dilantik nantinya pada 20 Januari 2025.

Trump sebelumnya telah mengancam akan menerapkan tarif sebesar 25 persen pada impor dari Kanada dan Meksiko, serta tarif 60 persen pada impor dari Cina. Ia juga telah berjanji akan menjatuhkan tarif dagang 100 persen terhadap negara-negara anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan) jika blok tersebut menciptakan mata uang baru atau mendukung mata uang lain yang akan menyaingi dolar AS.

“Investor masih wait and see dan menghindari mata uang berisiko, mengantisipasi kebijakan (Donald) Trump yang akan dilantik tidak lama lagi,” kata Lukman.

Nabiila Azzahra

Nabiila Azzahra

Reporter Tempo sejak 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus