Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Umur Pesawat Sriwijaya Air SJ182 26 Tahun, Pengamat: di AS dan Eropa Juga

Pengamat penerbangan Ziva Narendra menanggapi pesawat Boeing 737-500 milik Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu berusia 26 tahun.

10 Januari 2021 | 20.29 WIB

Maskapai di Indonesia yang juga menggunakan pesawat Boeing 737 Max 8 yakni Sriwijaya Air. Di seluruh dunia dilaporkan terdapat 350 unit Boeing 737 MAX 8. Saat ini, selain negara juga ada maskapai yang memutuskan untuk melarang pesawat tersebut terbang. Dok.TEMPO/Fahmi Ali
Perbesar
Maskapai di Indonesia yang juga menggunakan pesawat Boeing 737 Max 8 yakni Sriwijaya Air. Di seluruh dunia dilaporkan terdapat 350 unit Boeing 737 MAX 8. Saat ini, selain negara juga ada maskapai yang memutuskan untuk melarang pesawat tersebut terbang. Dok.TEMPO/Fahmi Ali

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat penerbangan Ziva Narendra Arifin mengatakan usia pesawat tidak menjadi faktor penentu utama keamanan sebuah pesawat. Pandangan ini disampaikannya menanggapi kecelakaan pada pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang sudah berumur 26 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Tak tak hanya di Indonesia. Menurut Ziva, pesawat beragam tipe yang berusia lebih dari 20 tahun, bahkan 30 tahun, juga masih terbang di berbagai negara. Mulai dari Amerika Serikat, Kanada, Australia, hingga Eropa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Untuk membawa penumpang kargo," kata Ziva saat dihubungi di Jakarta, Ahad, 10 Januari 2021.

Sebelumnya, pesawat Boeing 737-500 milik Sriwijaya Air jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta pada Sabtu siang, 9 Januari 2021. Maskapai swasta ini lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Banten, menuju Pontianak, Kalimantan Barat.

Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono juga telah mengatakan umur pesawat Sriwijaya Air semestinya bukan menjadi masalah asal dirawat sesuai standar otoritas penerbangan. Menurut Soerjanto, pesawat ini dibuat tahun 1994.

"Berapa pun umurnya, kalau dirawat sesuai regulasi yang berlaku seharusnya tidak ada masalah," ujar Seorjanto di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Sabtu, 9 Januari 2021.

Ziva sepakat dengan pernyataan Soerjanto. Menurut dia, pesawat bisa tetap beroperasi dalam kondisi laik (airworthy). Ini bisa selama operator atau maskapai penerbangan menjalankan program perawatan pesawat sesuai dengan standard dan panduan pabrik, serta diawasi oleh regulator.

Di lapangan, kata Ziva, prosesnya cukup ketat. Ada program perawatan rutin harian, mingguan, bulanan, dan tahunan (scheduled maintenance). Ada juga program insidentil (unscheduled maintenance).

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus