Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - United Nations Development Program atau UNDP mengungkapkan lebih dari 90 persen negara mengalami penurunan skor Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada 2020 dan 2021. IPM merupakan indeks gabungan indikator harapan hidup, pendidikan, dan pendapatan per kapita yang digunakan untuk memeringkat negara ke dalam empat tingkatan pembangunan manusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut UNDP, kondisi penurunan IPM di banyak negara menandakan bahwa terjadi krisis yang semakin parah di banyak negara di dunia. "Lapisan ketidakpastian menumpuk dan menimbulkan gejolak pada kehidupan dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Wakil Kepala UNDP Indonesia Sujala Pant dalam keterangan tertulis, Ahad, 5 Februari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia merujuk pada laporan UNDP yang berjudul 'Uncertain Times, Unsettled Lives: Shaping our Future in a Transforming World”. Sujala mengatakan pada dua tahun terakhir, situasi global telah berdampak buruk bagi miliaran orang di seluruh dunia. Terlebih ketika krisis seperti Covid-19 dan perang di Ukraina terjadi secara berurutan.
Menurutnya, kondisi tersebut membuat terjadinya pergeseran sosial dan ekonomi yang luas, ditambah masalah perubahan iklim dan peningkatan polarisasi secara besar-besaran. Untuk pertama kalinya dalam 32 tahun, IPM yang mengukur tingkat kesehatan, pendidikan, dan taraf hidup di suatu negara, telah menurun secara global selama dua tahun berturut-turut.
Laporan itu juga mencatat bahwa dunia tengah terperosok dari krisis ke krisis, hingga terjebak dalam siklus solusi sementara dan tidak mampu mengatasi akar masalah yang tengah menghadang. "Tanpa perubahan arah yang drastis, kita akan menuju lebih banyak kekurangan dan ketidakadilan," kata Sujala.
Untuk memetakan arah baru, laporan UNDP tersebut merekomendasikan penerapan kebijakan yang berfokus pada investasi dari energi terbarukan hingga kesiapan menghadapi pandemi. Kemudian, UNDP merekomendasikan penguatan asuransi atau jaminan sosial, termasuk perlindungan sosial untuk mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi naik turunnya dunia yang tidak pasti.
Selain itu, UNDP mendorong agar pemerintah di berbagai negara melakukan berbagai inovasi, dalam bentuk teknologi, ekonomi, budaya sehingga dapat membangun kapasitas untuk menjawab setiap tantangan yang akan datang.
“Untuk mengatasi ketidakpastian, kita perlu melipat gandakan pembangunan manusia dan berfokus lebih dari sekadar meningkatkan kesejahteraan atau kesehatan masyarakat," ucap Sujala.
Menurutnya, setiap negara juga perlu mengubah cara dalam mengatasi tantangan lingkungan hidup melalui aksi iklim. Ia mengatakan perlu ada tinjauan kembali mengenai bagaimana cara pemerintah menangani tata kelola dan akses ke pelayanan publik.
Sementara itu, untuk menghentikan polarisasi dalam masyarakat, UNDP menyarankan agar perlu ada penyelesaian masalah misinformasi, mengembangkan ruang yang lebih inklusif, dan membangun perdamaian yang lebih adaptif.
RIANI SANUSI PUTRI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.