Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Usai menggelar penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO), PT Krida Jaringan Nusantara Tbk. atau KJEN Express bakal menambah 400 outlet baru untuk memperluas jaringan pengiriman paket dan logistik tahun ini. Direktur KJEN Express Alex Hasibuan mengatakan penambahan outlet baru ini bakal dilakukan dengan konsep kemitraan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi kami yang kami gandeng mitra itu tidak harus besar yang kecil juga kami gandeng sehingga tumbuh bisa lebih cepat," kata Alex kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Senin 1 Juli 2019.
Sebelumnya, dalam IPO, emiten berkode saham KJEN ini menawarkan saham senilai Rp 202 per lembar. Dalam pernyataan resmi perusahaan, saham yang dilepas berjumlah 150 juta saham atau setara dengan 30 persen dari modal ditempatkan. Perseroan akan memperoleh dana segar sebesar Rp 30,3 miliar lewat IPO.
Alex menjelaskan, penambahan outlet lewat kemitraan ini bakal membuat mitra menjadi agen pengiriman. Selain itu, juga bakal memberi pendapatan tambahan bagi mitra agen dan secara bersamaan ikut memperluas jaringan pengiriman paket dan logistik KJEN.
Alex juga mengatakan saat ini sudah ada 2 mitra besar jaringan luas dan berminat menjadi agen. Dua mitra tersebut telah memiliki jaringan luas hingga ratusan outlet di Jabodetabek dan luar Jawa. Kendati demikian, kata dia, tahun ini perusahaan masih akan fokus menggarap pasar di Jabodetabek sebelum ekspansi ke luar.
"Kami di 2019 itu masih Jabodetabek tapi tahun 2020 akan keluar dari sana tapi masih di wilayah Jawa dan tahun 2021 baru ke luar Jawa dengan target ada 1.000 outlet," kata Alex.
Alex melanjutkan, penambahan outlet ini juga sejalan dengan rencana perusahaan yang mulai 2019 memasuki lini pasar baru pada pengiriman paket untuk pasar e-commerce. Tahun ini, perusahaan menargetkan lini e-commerce bisa memberi kontribusi pendapatan hingga 35 persen.
Selain itu, untuk menunjang perluasan bisnis baru, perusahaan juga telah menargetkan perolehan dana IPO untuk membeli lahan dan bangunan. Sebab, selama ini perusahaan masih menyewa lahan sebagai gudang dan lokasi kantor. Tahun ini, perusahaan juga akan membelanjakan dana sekitar Rp 4-5 miliar untuk pembelian alat transportasi.
"Pembelian alat untuk mendukung perusahaan karena kami sudah masuk segmen paket dan movers. Sedangkan dananya diambil dari dana internal karena dana IPO sudah jelas," kata Alex.
Dengan kondisi ini, perusahaan menargetkan mencatatkan pendapatan senilai Rp 13,7 miliar pada akhir tahun ini. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari pendapatan tahun 2018 yang mencapai Rp 6,4 miliar. Dia mengatakan peningkatan ini ditargetkan sejalan dengan kegiatan usaha perusahaan yang meluas masuk di lini e-commerce.
Simak berita lainnya terkait IPO di Tempo.co.