Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Wajib E-Money di Tol, Jasa Marga: Petugas Senang Tak Hirup Asap

Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk. Desi Arryani menyatakan program transaksi non tunai dengan e-money membawa berkah bagi petugas gardu tol.

23 Oktober 2017 | 19.17 WIB

Kartu tol elektronik e-TollCard. Dok.TEMPO/Panca Syurkani
Perbesar
Kartu tol elektronik e-TollCard. Dok.TEMPO/Panca Syurkani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Desi Arryani menyatakan program transaksi non tunai dengan menggunakan e-money di seluruh ruas jalan tol membawa berkah bagi petugas gardu tol. Pasalnya, mereka bisa mendapat pekerjaan lain. "Mereka senang mendapat kesempatan itu (pindah tugas)," kata Desi di Bank Indonesia, Jakarta, Senin, 23 Oktober 2017. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Desi mengatakan para penjaga gardu tol selama bertahun-tahun bekerja di dalam kotak kecil. Mereka menghirup asap kendaraan.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Selain itu, mereka harus bersentuhan dengan uang. Menurut Desi, uang memiliki unsur kimia yang membahayakan dan beresiko meracuni tubuh. "Jadi setiap hari kami membekali petugas gardu tol dengan susu untuk menangkal racun itu," ujarnya.  

Dengan elektronifikasi jalan tol, para petugas gardu Jasa Marga tak lagi perlu berurusan dengan uang tunai. Mereka ditawarkan beralih pekerjaan. Desi menuturkan petugas sudah mulai diberikan pelatihan sambil menunggu dialihkan.  

Desi menuturkan Jasa Marga masih memiliki banyak ruang untuk mengalihkan petugas gardu tol atau pekerja lain yang terdampak elektronifikasi. Salah satunya didukung banyaknya ruas tol baru yang akan dioperasikan seperti Gempol-Bangil, Bangil-Rembang, dan Bawean-Salatiga. "Pengoperasian tol kami akan meningkatkan dua kali lipat," ujarnya.  

Desi memastikan perseroan tak akan memutuskan hubungan kerja (PHK) karena kebijakan elektronifikasi. Hal itu juga ditegaskan Kepala Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna. Herry mengatakan kebijakan elektronifikasi jalan tol dirumuskan dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap tenaga kerja. "Panduan kami adalah PHK akibat kebijakan ini tidak boleh terjadi," kata dia.  

Petugas gardu tol dipastikan tetap bekerja. Sebagian dari mereka akan tetap berada di gerbang tol namun dengan tugas berbeda. Mereka tak lagi menerima dan mengembalikan uang melainkan bertugas melayani transaksi non tunai. 

Sementara petugas lainnya akan dialihkan ke pekerjaan lain untuk meningkatkan pelayanan, baik dari sisi operasional hingga pemeliharaan. Pekerjaan lainnya juga terbuka dengan banyaknya ruas jalan tol baru yang dioperasikan badan usaha. 

Bank Indonesia bersama pemerintah menerapkan aturan transaksi non tunai atau dengan e-money di jalan tol mulai 31 Oktober 2017. BPJT mencatat penetrasi penggunaan uang elektronik di jalan tol di seluruh Indonesia sudah mencapai 88 persen per 20 Oktober. Saat ini ada empat ruas tol yang sudah menerapkan 100 persen transaksi non tunai. Ruas tol tersebut antara lain Bogor Ringroad, JORR W1, Surabaya-Gresik, dan Bali Mandara.

Vindry Florentin

Vindry Florentin

Lulus dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran tahun 2015 dan bergabung dengan Tempo di tahun yang sama. Kini meliput isu seputar ekonomi dan bisnis. Salah satu host siniar Jelasin Dong! di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus