Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Wamen BUMN: Kebutuhan Jarum Suntik Indonesia Capai 400 Juta

Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin menyebut kebutuhan jarum suntik di Indonesia sebanyak 2 juta unit per kapita.

20 Mei 2020 | 15.52 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Budi Gunadi Sadikin mengungkap kebutuhan jarum suntik di Indonesia kepada pelaku industri baja nasional. Cerita ini dia sampaikan di tengah permintaan baja yang tengah menurun akibat pandemi Covid-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BUMN itu memiliki 70 rumah sakit dengan 7.000 kamar. Saya diminta mengurusi untuk menghadapi Covid-19,” kata Budi dalam acara Steel Industry Roundtable Online pada Rabu, 20 Mei 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari situlah, Budi mengetahui bahwa bahan jarum suntik berasal dari baja. Di Indonesia, kebutuhannya mencapai 2 jarum per kapita. Dengan jumlah penduduk lebih dari 200-an juta orang, maka kebutuhan jarum suntik mencapai 400 juta lebih.

Jumlah ini, kata Budi, ternyata masih terbilang rendah. Sebab di negara maju, kebutuhan jarum suntik mencapai 10 jarum per orang. Sehingga jika dihitung dengan jumlah penduduk Indonesia, dengan patokan itu, kebutuhan jarum suntik bisa mencapai 2,5 miliar jarum.

Budi menyadari permintaan baja di industri kesehatan tidaklah besar. Namun hal ini, kata dia, menggambarkan bahwa masih ada peluang lain di tengah Covid-19 ini. “Dengan kondisi sekarang, tentu permintaan jarum suntik meningkat,”kata dia.

Karena itu, Budi meminta para pelaku industri baja bisa menjalin komunikasi yang lebih baik lagi dengan para pelanggan mereka. “Coba dicari dengan cermat ,ada ga opportunity-nya,” kata dia.

Adapun dalam acara ini, sejumlah pelaku industri baja kompak megeluhkan turunnya permintaan di tengah Covid-19. Penurunan permintaan baja disebut mencapai 60 hingga 70 persen.

 

Fajar Pebrianto

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus