Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebaran uang meningkat menyusul melonjaknya kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai mendekati periode Lebaran 2024. Hal ini turut berdampak pada tingginya risiko peredaran uang palsu di tengah masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni P Joewono mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan Rp 197,6 triliun untuk program Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Fitri (Serambi).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Angka tersebut naik 4,65 persen dibandingkan tahu lalu yang hanya sekitar Rp 189 triliun,” kata Doni P Joewono di Jakarta sebagaimana melansir dari Antara, 21 Februari 2024.
Ia mengatakan, keputusan BI untuk menaikkan jumlah uang yang siap ditukarkan melalui program Serambi tersebut didasarkan pada pertumbuhan ekonomi domestik serta semakin meluasnya jangkauan transaksi digital.
Tingginya sebaran uang ini diikuti dengan resiko peredaran uang palsu menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah.
Ketua Komisi III DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat NTB TGH Mahaly Fikri meminta masyarakat untuk mewaspadai peredaran uang palsu jelang lebaran.
“Aktivitas jual beli dan transaksi keuangan di bulan Ramadhan hingga Lebaran meningkat signifikan. Tak sedikit oknum yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan momen ini untuk melakukan kejahatan dengan mengedarkan uang palsu,” ujarnya di Mataram melansir dari Antara Kamis, 4 April 2024.
Oleh karena itu, ia menghimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan. Karena dalam menyikapi situsi dan kondisi saat ini, dibutuhkan kejelian dan kewaspadaan tinggi agar tidak menyadi korban peredaran uang palsu.
TGH Mahaly Fikri tak menampik bahwa peredaran uang palsu kerap terjadi di momen-momen besar, seperti bulan puasa hingga menjelang Lebaran dan hari-hari besar lainnnya. terlebih melihat riwayat peredaran uang palsu rentan terjadi ketika masyarakat memerlukan banyak uang tunai.
Ia juga mewanti-wanti berbagai pihak agar jangan sampai melakukan atau mengedarkan, atau menjadi pengedar uang palsu. Karena hukumannya tidak main-main.
Cara Membedakan Uang Asli dan Uang Palsu
Rentannya peredaran uang palsu ditengah tingginya kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai di hari raya membuat masyarakat harus senantiasa jeli dan waspada agar tidak menjadi korban peredaran uang palsu.
Melansir dari umsu.ac.id berikut adalah cara untuk membedakan uang asli dan uang palsu dengan metode 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang) :
1. Dilihat
Perubahn warna benang pengaman pada pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000, perisai logo BI pada pecahan Rp 100.000, Rp 50.000 dan Rp 20.000. Menemukan angka berubah wara yang tersembunyi pada pecahan Rp 100.000d, Rp 50.000, Rp 20.000, Rp 10.000 dan gambar tersembunyi berupa tulisan BI dan angka.
2. Diraba
Setelah memperhatikan uang dengan seksama, selanjutya rabalah uang yang anda curigai. Anda akan merasakan ada bagian yang kasar, yaitu pada gambar utama, gambar lambang negara, angka nominal, frasa NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA, dan tulisan BANK INDONESIA. Tuna netra bisa meraba kode tuna netra (blind code) di sisi kiri dan kanan untuk mengenali nilai nominal dan asli atau tidaknya uang kertas..
3. Diterawang
Setelah memperhatikan dan merabanya, cara membedakan uang asli dan palsu berikutnya yakni angkatlah uang dan arahkan pada cahaya. Anda bisa menemukan gambar pahlawan, gambar ornamen pada pecahan tertentu, dan logo BI yang akan terlihat utuh.
Ciri-ciri Uang Asli
1. Rupiah memiliki tanda air berbentuk pahlwan Indonesia, tanda air bervariasi tergantung dari pecahan uang tersebut.
2. Material uang kertas Rupiah adalah serat kapas, material tersebut memiliki sifat relatif elastis dan tidak mudah sobek
3. Terdapat benang pengaman pada pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000 dan Rp 20.000ribut terdapat benang pengaman. Pada dua pecahan terakhir, Anda dapat melihat benang pengaman yang berpendar terkena sinar matahari.
4. Desain, warna dan ukuran uang Rupiah memiliki sifat yag terang dan jelas.
5. Terdapat Logo Rectoverso BI pada pecahan Rp 100.000, Rp 50.000,Rp 20.000, Rp 10.000. Logo rectoverso sendiri adalah gambar tersembunyi berlambang BI pada sisi depan uang kertas.
6. Perbedaan uang palsu dan asli selanjutnya adalah adanya gambar pahlawan bila uang kertas diterwang dari sudut terntentu.
Perbedaan Uang Palsu dan Asli
1. Segi Bahan Baku
Pertama, perbedaan uang palsu dan asli adalah dari material penyusunnya. Serat kapas sebagai material pembuat uang kertas Rupiah tidak akan dijumpai pada ciri-ciri uang palsu dan bahan baku pembuat uang palsu adalah jenis ketas yang mudah ditemukan, tetapi tidak disebutkan jenis kertasnya.
2. Segi Tekstur
Pembuat uang palsu tidak dapat meniru uang kertas yang bertekstur pada bagian tertentu. Anda dapat mengenali ciri-ciri uang palsu dari karakter kertas dengan kecenderungan lebih halus dan tidak bertekstur.
3. Segi Warna
Mesin pencetak dan tinta yang digunakan pada uang asli dan palsu tentu tidak sama. Oleh sebab itu, perbedaan uang palsu dan asli dapat dengan mudah dikenali dari segi warnanya.
Pilihan Editor: Simak Cara Mudah dan Cepat Cek Uang Palsu