DULLAH dan Linus bukan bersaudara. Walaupun keduanya berteman:
sama-sama putra PKBI. Bedanya, induk Dullah adalah Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia. Sedang induk Linus, itulah
Perkumpulan Kebun Binatang Indonesia.
Kedua perkumpulan memang berkepedulian dengan soal makhluk
Tuhan. Cuma yang satu makhluk berakal, yang lain makhluk tidak
atau kurang berakal. Urusan Linus melestarikan dan
mengembangbiakkan makhluk yang jarang ada. Melalui
pemasyarakatan KB alias kebun binatang. Urusan Dullah sebaliknya
menjarangkan berkembangbiaknya makhluk yang melimpah, juga
melalui pembudayaan KB alias keluarga berencana. Linus peduli
untuk mematutmatut pasangan agar dapat berketurunan secara
alami. Dullah berangan-angan agar pasangan mau mematut diri,
kapan mereka pantas berketurunan. Bila perlu dengan bantuan
kontrasepsi.
Dengarlah cerita Linus. Soal gajah Srilangka yang emoh kawin
dengan gajah Kenya. Atau singa Botswana yang berhasil
berketurunan dengan harimau dari Sumatera. Telur komodo sepuluh
berhasil menetas delapan di kebun binatang Surabaya. Bukankah
itu berita suka? Itulah dunia perikebinatangan.
Lain lagi perkara Dullah. Bila di kampung orang berpesta,
ramai-ramai merayakan temanten remaja, Dullah bisa gundah
gulana. Sebaliknya bila gadis mau menunda perkawinannya.
Meningkatnya usia kawin dirayakan Dullah sebagai kemajuan sosial
budaya. Disanjung peneliti sebagai salah satu jalan menuju
keluarga kecil bahagia sejahtera. Pria egois yang tak peduli
kesehatan dan beban istrinya dituding sebagai biang
kesengsaraan. Wanita berspiral atau bersusuk diangkat sebagai
pahlawan pembangunan. Kepedulian Dullah tertuju ke kota dan
desa, ke gunung dan lembah. Pokoknya di mana saja Anda berada,
KB ditawarkan, diajarkan, dianurkan, diprogramkan.
Linus punya rekan. Seperti juga Dullah punya rujukan. Ambillah
kawan-kawan Linus yang ahli perburungan. Soal cucakrawa,
perkutut, poksay, emprit sampai prenjak, tanyalah pada Pak
Kamil. Bukan cuma warna bulu dan nyanyiannya. Tetapi juga makna
misteri penampilan dan bunyi mereka. Anglingdarma dari Cirebon
ini bukan hanya kamus berjalan soal perburungan. Bahkan juga
insiklopedi perkara perbinatangan. Perkutut putih, kakatua
hitam, jalak penyu, nuri merah atau bulbul cokelat, dialah
embahnya.
Ada lagi suku ular dan binatang melata. Itulah Mas Harsono Rajak
Mangunsudarso. Bila digigit ular, jangan buru-buru gentar. Ular
weling, welang, ijo, pyton, kobra, lareangon, Harsonolah
pawangnya. Beliau juga menjual obat penawar bisa. Bila sampai
dunia monyet, kera, siamang sampai orang utan, tanyalah Barita
Mannulang segala persoalannya. Kapan monyet menyanyi atau
siamang menangis, dia yang dapat membedakannya. Juga bila
binatang itu jatuh cinta atau putus asa: Barita ikut trenyuh
meratapinya.
Bila Linus rujukannya terbatas, Dullah berteman banyak sekali.
Dalam soal Keluarga Berencana semua orang berperan serta. Semua
instansi adi unit pelaksana. Mau meninjau dari sudut agama, ada
banyak ahlul kitabnya. Mau menilik dari segi sosial budaya,
tanyalah Masri Singarimbun, misalnya. Mau menguak aspek
kedokteran, Dr. Sudradji salah satu otoritasnya. Yang bagian
halo-halo, boaaanyak sekali jago-jagonya. Semua orang berperan
serta. Semua pibak bertanggung jawab.
Bapak Supardjo Rustam orang bijaksana. Nasihatnya tulus dan
selalu mengena. Beliau berpesan kepada jajaran keluarga
berencana: Pandai-pandailah mengatur kerja antar-para pelaksana.
Jangan sampai, karena banyaknya pemeran serta, kita menjadi
salah terka. Dikira kerja tertentu telah dilakukan seorang rekan
atau suatu jawatan. Ternyata semuanya cuma saling menduga dan
saling mengandalkan. Di benak Dullah teringat matematika
pengelolaan. Bahwa everybody's responsibility is equal to nobody
responsibility. Bila sebuah perkara sudah menjadi tanggung jawab
semua, bisa berarti tak seorang menyelesaikannya. Resep Pak
Pardjo: agar digalang saling pengertian dan ditumbuhkan kemauan
saling mengisi dan saling mengingat-ingatkan.
Dr. Soewardjono Soeryaningrat, pemancang tonggak program
nasional KKB, arif berkeimbangan dan rendah hati, juga bertutur
wanti-wanti. Agar dijaga semangat kepeloporan. Menjual gagasan
baru selalu ada risiko menyentuh soal-soal yang masih tabu.
Teguhkan iman dan keberanian di atas semangat pengabdian yang
tulus dan ikhlas. Semangat kerelawanan. Tahap program KB sudah
lanjut. Pandailah berbagi kerja. Terus kobarkan kesetiakawanan
dalam perkumpulan. Beliau tetap setia sebagai relawan
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia. Sekali PKBI tetap
PKBI.
Seluruh anggota perkumpulan menunduk takzim. Juga gajah, singa,
burung-burung dan sato keqoan lainnya sirep rep doto pitono.
Kedua ksatria, Sang Gatutkaca dan Sang Abimanyu sedang
diberkati. Sebagai anggota kehormatan PKBI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini