Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Yang tidak merasa pintar

Bekas ketua bapepam, marzuki usman, terpilih sebagai ketua umum isei. ia banyak senyum dan banyak tanya dan ia menggantikan sumarlin.

4 Desember 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INILAH hari-hari Marzuki Usman. Ekonom lulusan FE UGM itu terpilih sebagai Ketua Umum ISEI (1993-1996), pekan lalu. Dengan dipercayakannya posisi puncak di Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISE) kepada bekas Ketua Bapepam itu, maka jelaslah kini bahwa untuk mengisi jabatan tersebut tak perlu seorang yang berstatus menteri. Proses regenerasi, seperti yang diinginkan peserta Kongres ISEI ke-12 di Surabaya itu, terlaksana sudah. Marzuki Usman lebih muda sembilan tahun dari pendahulunya, J.B. Sumarlin, 59 tahun. Memang, beberapa ekonom lebih tua seperti Menteri Negara Urusan Pangan, Ibrahim Hasan kabarnya dicalonkan juga. Tapi Presiden Soeharto konon menginginkan agar menterinya lebih berkonsentrasi pada tugas negara. ''Menteri itu milik presiden. Kalau beliau melarang, ya, awak nurut,'' kata Ibrahim. Mungkin karena itu, Profesor Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Ketua Kehormatan ISEI Pusat, mengatakan bahwa Marzuki Usman tampil sebagai formatur tunggal dan Ketua Umum yang baru. Lelaki kelahiran Jambi ini cukup luwes, lancar berkomunikasi, bersemangat tinggi, punya akses dan mencerminkan regenerasi. Orang agaknya banyak berharap kepada Marzuki, dan lelaki yang suka bergurau itu tampaknya tahu betul betapa banyak mata mengarah kepadanya. Maka ia pun segera berkomentar, ''Saya ini bukan orang pintar di sini. Karenanya saya membutuhkan bantuan dari senior-senior saya.'' Pekan ini, Marzuki Usman tentu sibuk menggodok kabinetnya, di samping menyusun hasil Kongres ke-12 yang bertema, ''Pertumbuhan Ekonomi yang Tinggi dan Penyebaran Pembangunan Yang Merata Untuk Meningkatkan Kemakmuran Rakyat.'' Ke mana Marzuki akan membawa ISEI selama tiga tahun mendatang? Mungkin sekali ke suatu babak ''perjuangan'' baru, yang tidak jauh-jauh dari upaya meningkatkan kemakmuran rakyat. Mungkin. AJ

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum