Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Yusuf Mansur Wacanakan IPO Rakyat, Angkringan hingga Tukang Nasi Uduk

Pendiri PayTren Yusuf Mansur memiliki pemikiran mengenai penawaran perdana saham di bursa efek atau IPO bagi pedagang kecil atau IPO rakyat.

1 Februari 2021 | 17.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri PayTren Yusuf Mansur memiliki pemikiran mengenai penawaran perdana saham di Bursa Efek Indonesia atau initial public offering (IPO) bagi pedagang kecil atau dia sebut IPO rakyat.

"Investor kecil yang menjelma menjadi kekuatan baru atau kekuatan super giant di bursa saham. Mereka di 2021 ini mungkin angkanya bisa tembus hingga satu juta investor ritel," kata Yusuf Mansur kepada Tempo, Senin, 1 Februari 2021.

Dia melihat celah bagi rakyat untuk bisa ikut atau terlibat IPO. Dia menamainya IPO Rakyat. Rakyat, kata dia, meng-IPO-kan dirinya sendiri dan menjadi beramai-ramai saat bersatu.

Yusuf mengatakan regulasi saat ini sangat mendukung hal tersebut. Otoritas Jasa Keuangan atau OJK, kata dia, sudah membuka IPO untuk perusahaan-perusahaan rintisan.

Dia membayangkan bisa meng-IPO-kan secara massal para pedagang kecil, seperti angkringan, tukang somay, bubur, tukang nasi uduk, nasi goreng, pecel lele, tukang bakso, hingga tukang tambal ban.

"Mereka riil. Mereka ada. Berpuluh-puluh tahun. Mereka inilah yang kita IPO-kan. Rakyat meng-IPO-kan dirinya sendiri. Rakyat ber-IPO. IPO Rakyat," ujarnya.

Dia mencontohkan satu pedagang angkringan beromzet hariannya Rp 1 hingga 3 juta di masa pandemi. Kalau ada sepuluh ribu angkringan, kata dia, omzet bisa Rp 3,65 triliun. Bahkan nilainya bisa saja lebih dari itu atau bisa mencapai Rp 10 triliun per tahun.

"Setara dengan BUMN-BUMN raksasa. Kalau ada sepuluh entitas bisnis seperti angkringan di pasar saham tinggal dikali saja potensi keuangannya," kata dia.

Para pedagang itu, menurutnya, bisa naik kelas kalau mereka bisa dilibatkan di pasar saham. Mereka diajak masuk ke ekosistem keuangan modern. Mulai dari cashless society. Mereka bisa memiliki bank data dan sekaligus menjadi pemilik.

Pembelinya, kata dia, juga begitu. Sebab pelanggan bisa memiliki saham mereka semua. Apalagi, menurut dia, sekarang mudah membeli saham recehan. Kalo IPO perdana, menurutnya, sekitar 100 perak per saham dan satu lot bisa Rp 10 ribu. Tapi kalau membelinya ramai-ramai nilainya akan besar.

HENDARTYO HANGGI

Baca juga: Yusuf Mansur Targetkan Paytren IPO di Bulan September 2021

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus