Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Zulhas: RI Setop Impor Beras hingga Gula Konsumsi Tahun Depan

Zulkifli Hasan membidik impor beras, gula konsumsi, garam konsumsi, dan jagung untuk pakan ternak disetop mulai tahun depan. Masih impor untuk industri.

9 Desember 2024 | 19.40 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) usai menghadiri Rapat Koordinasi Transformasi Bulog di Kantor Bulog, Jakarta Selatan pada Jumat, 29 November 2024. TEMPO/Hanin Marwah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan, pemerintah akan menyetop impor beras, gula konsumsi, garam konsumsi, dan jagung untuk pakan ternak. Nol impor ini ditargetkan akan dimulai pada tahun depan untuk mendukung program swasembada pangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami meyakini swasembada pangan akan tercapai sebelum 2027, paling lama 2027,” kata eks Menteri Perdagangan yang akrab disapa Zuhas ini dalam jumpa pers di Graha Mandiri, Jakarta, Senin, 9 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Zulhas mengatakan, stok beras di masyarakat lebih dari 8 juta ton. Di gudang Perum Bulog, ada 2 juta ton. Ia membidik akhir tahun depan produksi akan mencapai 32 juta ton, dengan kebutuhan sebesar 31 juta ton. “Kalau tidak ada halangan yang, kejadian yang luar biasa, atau bencanaan alam, insyaallah nanti kita tidak akan impor lagi,” ujar Zulhas.

Untuk jagung pakan, politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini membidik produksi jagung nasional pada 2025 mencapai 16,7 juta ton. Angka ini di atas kebutuhan domestik sebesar 13 juta ton. Dengan surplus ini, ia mengklaim Indonesia berpotensi ekspor jagung.

Sedangkan garam, Zulhas menyebut, pemerintah saat ini memiliki stok garam 800 ribu ton. Padahal kebutuhan konsumsinya, menurut Zulhas, hanya 500 sampai 600 ribu ton. Karena itu, ia memutuskan pemerintah tak akan lagi mengimpor garam konsumsi.

Adapun gula, Zulhas menyebut tahun ini produksi mencapai 2,4 juta ton, atau naik 200 ribu ton dari tahun lalu. Tahun depan, ia memperkirakan produksi akan menyentuh 2,6 juta ton. Ia mengatakan akan terus meningkatkan produksi gula melalui pengembangan bibit, pembaruan manajemen perkenunan, dan kerja sama dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Masih impor

Untuk kebutuhan industri, impor gula, garam, dan jagung pakan masih akan dilakukan. Namun, Zulhas mengatakan, intensitasnya akan dikurangi. 

Jagung pakan, misalnya, memiliki permintaan impor hampir 1,7 juta ton pada tahun depan. Namun, Zulhas mengatakan, pemerintah hanya menyetetujui 900 ribu ton. “Kita harus paksa untuk meningkatkan kualitas jagung dari lokal kita sehingga bisa diserap oleh industri,” kata eks Menteri Kehutanan ini.

Untuk garam, permintaan impor tahun depan mencapai 2,5 juta ton. Dari jumlah itu, Zulhas mengatakan, pemerintah hanya menyetujui 1,7 juta ton di antaranya. Selebihnya, pemerintah meminta produsen mengolah garamnya agar dapat digunakan untuk industri.

Impor garam selama ini masih dilakukan untuk industri chlor alkali plant (CAP). Pasalnya, garam untuk industri ini memerlukan kandungan natrium klorida (NaCl) kadar tinggi. Produsen lokal belum mampu memproduksi garam jenis tersebut.

Namun, Zulhas meyakini produsen akan mampu memenuhi kebutuhan itu. Ihwal teknologi, ia mengatakan pemerintah akan mengusahakannya. “Kami minta garam mengolah garamnya agar juga bisa dipergunakan untuk industri,” ujarnya.

Gula mentah atau raw sugar untuk kenutuhan industi juga masih akan impor sekitar 3,4 juta ton. Zulhas mengakui, Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan itu. Namun, ia mengklaim angka ini telah jauh berkurang dari tahun-tahun sebelumnya. “Biasanya kita impor bulat 6 juta, 5 juta ini enggak, 3,4 untuk industri,” kata Zulhas.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus