Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

"Balia" Dari Sulawesi

Berobat ke dukun masih dilakukan masyarakat sul-teng. pengobatan melalu roh, disebut balia. upacara kemasukan roh pada pemimpin upacara berlangsung 3 malam. diakhiri pelepasan sesajen ke laut.

20 November 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBAGIAN besar masyarakat pedalaman Sulawesi Tengah secara tradisionil masih suka berobat pada dukun. Obat-obatan dari dukun ini biasanya hanya terdiri dari air putih atau daun-daunan yang sudah dijampi. Di samping itu ada juga dikenal satu cara pengobatan melalui roh, yang disebut Balia, melalui sebuah upacara khusus. Malah disertai pengiring yang kesemuanya memakai pakaian khas. Roh memasuki diri si dukun (pemimpin acara) setelah menari-nari mengelilingi berbagai sesajen disertai gesekan dua buah piring dan gema tiupan trompet, bunyi-bunyian tambur dan pukulan gong. Jika roh telah masuk ke dalam dukun Balia maka segala tingkah laku, gerak perbuatan, bahkan cara berbicara serta cara berpakaian juga turut berubah. Misalnya kalau seorang dukun Balia perempuan memakai pakaian laki-laki maka berarti roh yang masuk ke tubuhnya adalah roh laki-laki. Segala sesuatu yang diperbuat adalah penjelmaan dari perbuatan roh halus yang masuk ke dalam diri dukun Balia itu. Seakan diri dukun Balia itu di alam lain. Tubuhnya menggelepar-gelepar kesurupan. Pesta Balia biasanya berlangsung tiga malam berturut-turut. Pada malam terakhir disertai juga dengan bermacam-macam upacara adat. Hewan disembelih di tempat upacara, sebagian disembelih pula di pinggir pantai atau sungai, atau di tempat yang tak ada penghuninya. Sesudah itu dibuatkan satu perahu besar dan beberapa perahu kecil yang dibuat dari seludang kelapa. Di isi bermacam sesajen, misalnya ayam hidup, telur, ketupat dalam berbagai macam bentuk, boneka, uang logam, keris, parang dan pisau yang terbuat dari kayu. Alat-alat sesajen ini semuanya diberi garis hitam dan kuning. Biasanya pada malam terakhir dari acara itu, dukun Balia dan para pengiringnya tidak pernah tidur lagi. Mereka menyanyi dan menari terus sambil menangis karena sudah akan berpisah dengan roh yang masuk ke dalam tubuhnya. Jam 5 pagi dukun Balia dan pengiringnya sudah siap dengan pakaian khas dan alat-alat lengkap turun dari rumah mengantar sesajen ke perahu untuk dilepaskan ke laut atau sungai. Dengan usainya acara ini, si sakit diharapkan sembuh dari penyakitnya ....

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus