DESA Temurejo yang terpencil 50 km di selatan Banyuwangi, Jawa
Timur, pernah menjadi geger karena warganya yang bernama Ribut
Mbah libut, 55 tahun, kini meringkuk di penjara untuk selama
tiga tahun, karena kematian 86 orang.
Mbah Ribut orang biasa saja, miskin dan menghidupi keluarganya
dengan jalan membuat tempe bongkrek. Dibuat dari ampas tahu
campur ampas kelapa, tempe bongkrek di Banyuwangi dan sekitarnya
berwarna putih dan lembek. Ini disebut juga tempe gembos.
Sebenarnya tempe bongkrek bukan mata pencaharian utama Mbah
Ribut. Di rumahnya ia membuat tahu dan tempe yang dibuat dari
kedelai. Supaya ampas tahu tidak dibuang begitu saja, maka
dibuatnya pula produksi sampingan tempe bongkrek. Profesi itu
sudah 30 tahun dilakukannya, sampai awal 1977 diketahui 86 orang
mati keracunan sesudah memakan tempe bongkrek produksi Mbah
Ribut.
Setelah Mbah Ribut ditangkap, para produsen lainnya menjadi
kecut. "Bayangkan Mas, 86 orang mati. Siapa yang tak takut?"
ujar Lasinem, teman seprofesi Mbah Ribut.
Ampas tahu yang dibuang sayang itu kemudian mereka jual kepada
peternak babi. Tapi harganya yang Rp 5 per-kg tidak memadai.
Tangan mereka menjadi gatal kembali. Lasinem, misalnya, sejak
tiga pekan lalu mulai mengadon lagi tempe bongkrek. Cuma
sekarang ampas kelapa sama sekali tidak dipakainya sebagai bahan
campuran. Air parit dulu digunakannya, sekarang tidak. Itu semua
didorong kesadarannya supaya tempenya jangan membawa korban
baru.
Satu kilogram ampas tahu, kalau dibuat tempe bongkrek, bisa
menghasilkan 1 balok yang berharga sekarang Rp 150. "Kalau
dijual dalam bentuk ampas, cuma Rp 5," ujar Lasinem. Para
produsen seperti Lasinem ini muncul lagi secara berangsur. Namun
kebersihan produk mereka masih belum terjamin.
Di daerah endemis keracunan bongkrek yang lain, yaitu di
Banyumas (Jawa Tengah), sikap yang sama juga muncul. Menyusul
banyak peristiwa keracunan sejak tahun 1975, pernah pihak Rumah
Sakit Umum Banyumas mengeluarkan peraturan bahwa pembuat tempe
bongkrek harus menanggung biaya perawatan korban. Dengan
peraturan itu, memang berkurang orang mati setelah memakan tempe
bongkrek. Sekarang mulai ramai lagi orang Banyumas
memperdagangkan makanan yang kabarnya gurih itu. Harganya juga
murah dibandingkan makanan lain. Orang tidak kapok-kapoknya,
sekalipun makanan itu tahun 1978 sempat merenggut 24 nyawa dari
503 orang yang keracunan di Banyumas.
Dalam penelitian Purwo Arbianto PhD dari Departemen Kimia ITB,
diketahui keracunan tempe bongkrek di Banyumas terjadi sejak
1895 dan 1901. Waktu itu tercatat 200 orang yang meninggal. Baru
tahun 1933 sarjana Belanda Van Veen dan Martens menemukan
bakteri sedomoas coccoveneans sebagai biangkeladi racun
bongkrek.
Campuran Kimia
Peristiwa keracunan itu senantiasa berpindah di Jawa Tengah.
Terkadang menonjol di Banyumas dan Purbalingga, bisa pula
meningkat di Banjarnegara dan Cilacap. "Tetapi umumnya korban
meningkat pada musim penghujan," kata Sarjanto SKM, seorang staf
kantor Karesidenan Banyumas. Asam bongkrek yang membawa racun
itu memang menjadi subur dalam cuaca yang lembab.
Bagaimana menghindarkan penduduk dari keracunan bongkrek sudah
sejak lama menjadi bahan pikiran para petugas kesehatan. Dalam
Seminar Biokimia Nasional II di Yogyakarta Maret lalu umpamanya,
soal itu muncul juga. Sabi kis, yang sedang menyelesaikan
program doktornya di Departemen Kimia ITB dalam kesempatan itu
mengemukakar daun cilincing atau belimbing sebaga bahan campuran
bisa mengurangi ra cun tempe bongkrek. Tapi soalnya campuran
dedaunan tadi membuat rasa jadi hambar dan sepat. Itulah makanya
penduduk enggan mencampurkannya.
Pada tahun 1960-an di Desa Pliken dan Ciberung (Banyumas) dalam
sebuah proyek percontohan pernah dicobakan cara lain. Daun
cilincing atau belimbing tidak langsung dicampurkan, melainkan
ekstrak dan saripatinya saja yang dicampur dengan zat kimia
tertentu. Rasa maupun warna tempe bongkrek tak berubah. Menurut
Sarjanto SKM, pejabat dari Banyumas tadi, hasilnya memang
memuaskan. Boleh dikatakan tak terjadi keracunan. Tapi campuran
bahan kimia itu membuat harga tempe bongkrek menjadi mahal.
Masih ditunggu cara termurah untuk melawan racun bongkrek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini