Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kurma adalah salah satu makanan yang banyak dikonsumsi saat bulan Ramadan. Buah yang telah dikonsumsi selama ribuan tahun ini dikenal memiliki banyak manfaat kesehatan. Namun, sering ditemukan jenis manisan kurma yang pembuatannya dengan menambahkan gula atau pemanis lain. Kurma ini sering kali direndam dalam larutan gula atau madu sebelum dikeringkan, menghasilkan tekstur yang lebih lengket dan cita rasa yang lebih kuat dibandingkan kurma alami.
Dilansir dari Medjool Days, manisan kurma jika dibandingkan dengan kurma alami memiliki perbedaan dalam kandungan nutrisi, terutama dalam hal kadar gula, kalori, dan kandungan serat. Kurma alami mengandung sekitar 277 kcal per 100 gram, sementara manisan kurma memiliki kalori lebih tinggi, berkisar antara 350-400 kcal.
Dari segi karbohidrat, kurma alami mengandung 75 gram, sedangkan manisan kurma memiliki 85-90 gram. Kandungan gula pada kurma alami adalah sekitar 66 gram, sementara manisan kurma lebih tinggi, yaitu sekitar 80-85 gram.
Perbedaan mencolok juga terlihat pada serat, di mana kurma alami mengandung 8 gram serat per 100 gram, sedangkan manisan kurma hanya sekitar 4-5 gram. Selain itu, kandungan protein dalam kurma alami lebih tinggi, yaitu 2.45 gram dibandingkan dengan 1-2 gram pada manisan kurma.
Kandungan lemak juga sedikit berbeda, dengan kurma alami memiliki 0.39 gram lemak, sementara manisan kurma berkisar antara 0.5-1 gram. Dari perbedaan ini, dapat disimpulkan bahwa kurma alami lebih kaya serat dan lebih sehat dibandingkan manisan kurma yang mengandung lebih banyak gula tambahan.
Konsumsi manisan kurma yang berlebihan dapat menimbulkan beberapa risiko bagi kesehatan. Berikut adalah lima potensi risiko dari kebanyakan makan manisan kurma:
1. Peningkatan Kadar Gula Darah
Manisan kurma memiliki kandungan gula yang sangat tinggi akibat proses pengolahan yang menambahkan pemanis tambahan. Hal ini dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah, terutama bagi penderita diabetes atau individu dengan resistensi insulin. Dilansir dari WebMD, meskipun kurma memiliki indeks glikemik lebih rendah dibandingkan dengan gula putih, konsumsi dalam jumlah besar tetap dapat meningkatkan risiko hiperglikemia.
2. Kenaikan Berat Badan
Kandungan kalori dalam manisan kurma cukup tinggi, dengan sebagian besar kalorinya berasal dari gula alami dan tambahan. Mengonsumsi dalam jumlah berlebihan tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup dapat menyebabkan peningkatan berat badan. Hal ini menjadi perhatian bagi mereka yang ingin menjaga berat badan atau sedang dalam program diet.
3. Masalah Pencernaan
Kurma mengandung serat yang tinggi, yang baik untuk sistem pencernaan. Namun, jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti kembung, gas berlebih, dan diare. Terutama bagi individu dengan sistem pencernaan yang sensitif, konsumsi kurma manisan dalam jumlah banyak dapat mengganggu kenyamanan perut.
4. Potensi Kerusakan Gigi
Dilansir dari Healthline, manisan kurma yang lengket dan tinggi gula dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi. Gula yang menempel pada gigi dapat menjadi makanan bagi bakteri di mulut, yang kemudian menghasilkan asam yang merusak enamel gigi. Jika tidak dibersihkan dengan baik, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gigi berlubang dan masalah kesehatan gigi lainnya.
5. Risiko Alergi dan Sensitivitas Sulfit
Beberapa produk manisan kurma mengandung sulfit sebagai bahan pengawet untuk memperpanjang masa simpan dan mempertahankan warna serta teksturnya. Beberapa orang dapat mengalami reaksi alergi atau sensitivitas terhadap sulfit, yang ditandai dengan gejala seperti ruam kulit, sakit kepala, hingga gangguan pernapasan pada individu yang sensitif.
Pilihan Editor: Masjid Istiqlal Siapkan 4.000 Makanan Buka Puasa
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini