Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Ada Yang Hilang

Harga obat belum stabil akibat kenop 15. Hampir semua pengusaha apotik menjual obatnya dengan harga eceran. Himbauan pemerintah untuk menekan biaya produksi dengan mengurangi iklan belum berpengaruh.(ksh)

16 Desember 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MUDAH-mudahan anda tidak menderita sakit batuk sesudah 15 Nopember. Bahan baku obat batuk, Succus, sekarang hilang dari pasaran. "Sebelumnya tak pernah terjadi seperti ini," kata Siswanto dari Apotik Titi Murni di Jakarta. Banyak yang beranggapan obat batuk tersebut sangat manjur. Maka para pemilik apotik nampaknya tidak memperdulikan berapa harga obat itu sekarang, asal barangnya ada. Cairan infus seperti Amino Fusin memang tidak lenyap dari peredaran cuma harganya tetap melangit Dari Rp 3.500 menjadi hampir Rp 5000 dan sekarang mantap Rp 4550. Kenaikan yang tak terhindarkan nampaknya terjadi pada obat impor. Cairan infus dalam negeri buatan pabrik Onitsuka di Lawang, Jawa Timur, tidak mengalami kenaikan. Pabrik ini sampai sekarang masih bisa memberikan kredit 2 sampai 3 bulan untuk pedagang farmasi. Keringanan ini sudah tak bisa diberikan oleh perusahaan farmasi asing. Pengusaha apotik mengakui, beberapa hari setelah 15 Nopember mereka terpaksa menaikkan harga. Daftar tarif yang baru segera dikeluarkan. Harga obat buatan dalam negeri naik 30%, dibanding yang impor 50%. "Tapi waktu itu volume penjualan menurun sampai 30%. Dan banyak pembeli hanya menebus obatnya separuh, satu kebiasaan yang sebenarnya tidak baik untuk kesehatan mereka," ujar Siswanto. Boleh disebutkan hampir semua apotik menjual obat sampai pada harga eceran tertinggi yang diperbolehkan dinas kesehatan. Padahal sebelumnya di bawah HET mereka masih bisa untung. Dengan sulitnya memperoleh obat, karena persediaan yang kosong dan persyaratan bayar-kontan, apotik bermodal kecil kewalahan. Hanya apotik besar, seperti Mahakam dan Melawai, untuk daerah Jakarta, bisa membeli obat dalam jumlah besar ketika suasana harga belum mantap setelah 15 Nopember. Himbauan pemerintah supaya pengusaha farmasi menekan biaya produksi dengan mengurangi iklan dan menyederhanakan kemasan masih belum berpengaruh. Nopember, penghasilan TVRI dari iklan obat-obatan masih tetap 27,7%, menurut Rosmaniar, kepala urusan iklan TVRI. Obat sakit kepala dan rupa-rupa rasa nyeri masih dibungkus dengan kemasan blister. Bukan itu saja, pembungkus obat ini dicetak sedemikian rupa pula, supaya tidak bisa dipalsukan, kata seorang manajer pabrik Hoechst, produsen Novalgin. Sudah berkali-kali ia melaporkan kepada Depkes tentang adanya pemalsuan terhadap obat pusingnya itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus