Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

AIDS Bisa Sembuh ?

Seorang penderita penyakit AIDS dilaporkan sembuh. Sebuah kejutan di tengah ketakutan terhadap penyakit ini yang konon tak bisa disembuhkan. (ksh)

26 Oktober 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEMENTARA AIDS, penyakit yang menghancurkan daya tahan tubuh, diberitakan mengganas di mana-mana dan tak bisa disembuhkan, sebuah berita kecil dari California, AS, boleh disambut gembira. Berita itu menyebutkan, ada seorang wanita berusia 33 tahun, "sembuh" setelah beberapa lama mengidap AIDS (Acquired Immuno Defiaency Syndrome). Pemberitaan yang sangat kontroversial itu berpangkal pada sebuah laporan yang ditulis beberapa orang dokter dan dimuat di terbitan bulanan kedokteran ilmu penyakit dalam Stanford, California, kemudian disebar-luaskan media massa AS pekan lalu. Inilah pertama kalinya dikabarkan, seorang penderita AIDS bisa kembali menjadi normal. Laporan unit itu mengisahkan sejarah penyakit seorang pasien wanita 33 tahun yang tak disebutkan namanya. Ia kejangkitan AIDS dari suaminya, seorang penderita penyakit darah berusia 35 rahun. Sang suami termasuk golongan yang memiliki risiko tinggi kejangkitan AIDS, karena akibat penyakit darahnya harus terus-menerus mendapat transfusi darah. Tahun lalu, sang suami dipastikan kejangkitan AIDS melalui transfusi darah itu, dan diduga sudah menderita AIDS beberapa waktu sebelum tes dilakukan. Tahun lalu pula gejala-gejala klinis AIDS ditemukan dan berbagai penyakit yang dideritanya menunjukkan dengan pasti berpangkal pada rusaknya daya tahan tubuh. September yang baru lalu, sang suami meninggal positif akibat AIDS. Wanita itu kejangkitan AIDS mestinya sebelum suaminya ketahuan mengidap AIDS - walau tak diketahui kapan. Penularan, seperti sudah digariskan dalam berbagai perkiraan penjangkitan AIDS, sulit dihindari di kalangan suami-istri. Tak perlu melalui hubungan kelamin, ciuman yang menyertakan lidah (deep kiss) sudah cukup untuk menularkan virus HTLV III, penyebab AIDS - yang umumnya terdapat pada cairan tubuh. Tes yang dilakukan bersama sang suami memastikan dugaan: wanita itu positif mengidap AIDS. Pertengahan tahun lalu, pemeriksaan klinis menunjukkan terjadi pembengkakan kelenjar limpa pada wanita itu. Gejala ini segera bisa dikaitkan dengan AIDS karena pembengkakan itu menandakan infeksi yang menahun. Kelenjar limpa, tonjolan kecil sebesar buncis pada saluran limpa berfungsi menyaring getah bening (cairan kuning yang kaya lemak) yang akan masuk ke peredaran darah. Namun - ini anehnya - pemeriksaan terakhir beberapa bulan lalu menunjuk-kan pembengkakan hilang sama sekali. Tes juga menunjukkan, tak adanya infeksi. Yang lebih meyakinkan lagi, pemeriksaan intensif menunjukkan sistem kekebalan tubuh wanita 33 tahun itu normal. Sel-T dan Sel-B, "jaringan" pembentuk antibodi, berfungsi normal. Dengan kata lain, AIDS tak berhasil merusakkan sel-sel itu. AKAN tetapi, Dr. William Robinson, salah seorang penulis laporan itu, tak berani menggunakan istilah "sembuh". Masalahnya, ia berdalih, sulit untuk menyebutkan pasien wanitanya itu "menderita AIDS". Pembengkakan kelenjar limpa saja tak cukup kuat untuk mendukung diagnosa, seseorang mengidap AIDS. Walau dokter itu tetap pada pendiriannya, hilangnya AIDS dari pasiennya terhitung sangat misterius dan mengundang tanda tanya besar. Menegakkan diagnosa AIDS pada kenyataannya memang tidak sederhana. Gejala penyakit tak bisa dikatakan rusaknya kekebalan tubuh, tapi "akibat" kehilangan kekebalan tubuh dalam menghadapi penyakit. Karena itu, sejumlah penyakit yang muncul sebagai simptom klinis sekilas bisa terasa tak ada hubungannya dengan AIDS. Yang kini sudah diketahui sebagai akibat hilangnya kekebalan tubuh adalah: infeksi protozoa (di antaranya radang paru pneumocysitis carinii) infeksi jamur (di antaranya pada selaput otak) infeksi virus (di antaranya herpes pada paru-paru) dan kanker (di antaranya sarkoma kaposi, benjolan-benjolan di seluruh tubuh). Bila keempat kategori gejala ini ditemukan, seseorang bisa dikatakan dengan pasti mengalami kehancuran kekebalan tubuh akibat virus HTLV III (Human T-Lymphotropic Virus Type III) - dengan kata lain, kena AIDS. Toh "kesembuhan" si wanita 33 tahun perlu juga dicatat. Di tengah berlebihannya pemberitaan dan ketakutan kepada AIDS, berita kecil itu jadi tantangan. Bahan pengimbang untuk menjelaskan AIDS, seperti yang diinstruksikan Presiden pada Menko Kesra, awal bulan ini. Presiden berpendapat, masyarakat sebenarnya tak perlu takut menghadapi AIDS, tapi perlu tahu bahwa ini penyakit baru yang bisa berbahaya. Jim Supangkat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus