Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tak sedikit kuliner legendaris yang tetap bertahan di era modern ini. Padahal tempatnya jadul alias sudah tua dan kadang-kadang sulit dijangkau. Tapi entah kenapa, tempat kuliner seperti itu justru diburu orang.
Baca: Bisnis Kuliner Susah? Begini Cara Buat Karyawan Semakin Loyal
Founder Beau, Talita Setyadi, menyebut salah satu contohnya, Kopi Es Tak Kie. “Dia di gang daerah Glodok sudah lama sekali. Tempatnya tetap seperti itu dan tidak ada perubahan sama sekali,” katanya saat ditemui Tempo pada Kamis, 14 Maret 2019 dalam acara BizTalk Indonesian Foodpreneur di Ruang dan Tempo, Palmerah, Jakarta Selatan.
Ketika ditanya alasan kuliner legendaris tersebut tetap bertahan dengan kondisi yang sama, Talita menyebut bahwa ini digunakan sebagai bentuk nostalgia bagi pengunjung. Bukan hanya tempatnya, tapi juga makanannya. Karena usia tempat kuliner yang sudah lama, pengunjungnya pun memiliki rentang usia dari muda hingga tua.
“Dengan perkembangan zaman dan waktu, ketika mereka mengunjungi tempat itu lagi, mereka akan merasa dibawa ke masa lalu dengan berbagai ceritanya,” katanya.
Selain itu, dengan mempertahankan kondisi lamanya, secara tidak langsung akan menjadi bahan promosi untuk restoran itu sendiri. Menurut Talita, orang akan dengan sendirinya tertarik untuk datang karena tampilannya yang berbeda dengan tampilan restoran zaman modern.
“Orang pasti punya curiosity yang tinggi dengan tempat yang kondisinya berbeda dengan surroundings-nya. Ini sudah menjadi habit. Apalagi ditambah dengan tumpukan orang yang sudah ada di tempat itu,” katanya.
Hal terakhir yang tak kalah penting adalah membantu mengecilkan pilihan generasi terdahulu untuk memilih tempat makan. Talita mengatakan bahwa semakin banyaknya pilihan tempat makan baru justru membuat mereka bingung. Dengan mudah, mereka akan melakukan pilihan ke tempat yang dari dulu mereka sering kunjungi.
“Orang tua maunya kan cepat dan gampang. Kalau sudah terbiasa ke sana, mereka akan kembali. Apalagi dimudahkan dengan lokasi dan bentuk bangunan yang sama,” katanya.
Baca: Sate Gebug, Kuliner Khas Kota Malang, Usianya Nyaris Seabad
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini