Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Tanda-tanda Mengalami Popcorn Brain Akibat Berlebihan Gunakan Gadget

Jika terlalu banyak menggunakan gadget dan mengalami berbagai gejala ini, seseorang berpotensi mengalami popcorn brain

29 Januari 2025 | 18.23 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi pria sulit tidur. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Popcorn brain adalah kondisi ketika otak terganggu akibat paparan berlebihan dari konten digital. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Rick Hanson seorang psikolog. Ia menemukan reaksi otak jika menggunakan gadget secara berlebihan. Kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan kognitif seseorang, mulai dari kesulitan fokus, gangguan tidur, hingga cemas berlebihan.

Popcorn brain dapat memengaruhi fungsi kognitif seseorang, mulai dari kesulitan untuk fokus, gangguan tidur, hingga peningkatan kecemasan. Jika kamu merasa beberapa gejala berikut ini mulai muncul, mungkin kamu sedang mengalami popcorn brain. Berikut adalah tujuh tanda yang perlu diwaspadai.

1. Kesulitan Fokus dan Mudah Terganggu

Dilansir dari Redcliffelabs, salah satu tanda utama dari popcorn brain adalah kesulitan untuk tetap fokus pada satu tugas dalam waktu yang lama. Banyak orang yang mengalami gangguan ini sering merasa sulit menyelesaikan pekerjaan atau tugas rumah karena perhatian mereka terus-menerus terpecah. Misalnya, saat bekerja, mereka mungkin merasa perlu memeriksa ponsel setiap beberapa menit untuk melihat notifikasi media sosial atau pesan masuk.

Ketergantungan pada teknologi membuat otak terbiasa dengan rangsangan yang datang cepat, sehingga lebih sulit untuk mempertahankan fokus dalam waktu yang lebih lama. Kebiasaan ini berkontribusi pada penurunan produktivitas dan kualitas pekerjaan.

2. Kecemasan Berlebih Karena Kehilangan Informasi

Pernah merasa cemas atau gelisah jika tidak bisa mengakses ponsel dalam waktu yang lama? Ini adalah salah satu ciri khas popcorn brain. Rasa cemas atau takut ketinggalan informasi terbaru, yang dikenal dengan istilah FOMO (Fear of Missing Out), menjadi lebih intens akibat penggunaan media sosial yang berlebihan.

Banyak orang merasa perlu untuk terus memeriksa perangkat mereka karena takut ketinggalan berita atau tren yang sedang berkembang. Hal ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat menyebabkan kecemasan yang tidak perlu, bahkan dalam hal-hal yang seharusnya tidak begitu penting.

3. Kesulitan Mengingat atau Memproses Informasi

Dilansir dari Mayoclinic, Kebiasaan sering menerima informasi secara cepat melalui media sosial atau aplikasi lainnya dapat menyebabkan kesulitan dalam menyaring dan memproses informasi. Otak yang terbiasa menerima banyak informasi dalam waktu singkat menjadi lebih kesulitan untuk mengingat atau memahami informasi dengan mendalam.

Ini juga terlihat pada mereka yang mengalami penurunan kemampuan dalam membuat keputusan atau memilih tindakan yang tepat. Otak yang terpapar informasi terus-menerus tanpa filter ini cenderung mengalami overload informasi, yang akhirnya mengganggu kemampuan kognitif dasar.

4. Rasa Tidak Puas dan Terus Mencari Stimulus Baru

Dilansir dari weird.me, popcorn brain membuat otak terbiasa dengan rangsangan yang datang cepat dan terus-menerus. Akibatnya, banyak orang yang merasa tidak puas dengan aktivitas yang lebih sederhana atau kurang intens. Mereka cenderung mencari rangsangan baru yang lebih cepat, seperti menonton video pendek, scrolling media sosial, atau memainkan game digital.

Kebiasaan ini menyebabkan seseorang merasa bosan dan tidak puas dengan aktivitas yang membutuhkan ketenangan dan fokus, seperti membaca buku atau mengikuti percakapan yang lebih mendalam. Rasa tidak puas ini dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk menikmati momen-momen tenang dalam hidup.

5. Penurunan Kualitas Tidur

Paparan layar ponsel atau komputer menjelang tidur adalah salah satu kebiasaan yang memperburuk kualitas tidur. Cahaya biru yang dipancarkan oleh layar dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu tubuh untuk tidur. Akibatnya, tidur menjadi tidak nyenyak dan otak tetap terjaga meskipun tubuh membutuhkan istirahat.

Jika kamu sering terbangun pada tengah malam atau merasa otakmu terus bekerja meskipun sudah tidur, ini adalah gejala umum dari popcorn brain. Gangguan tidur ini bisa berlanjut ke masalah kesehatan mental lainnya, seperti stres atau kecemasan berlebih.

6. Mudah Tersinggung atau Mood yang Tidak Stabil

Kondisi popcorn brain juga dapat memengaruhi kestabilan emosional seseorang. Otak yang terbiasa dengan rangsangan cepat dan intens dapat membuat seseorang lebih mudah tersinggung atau merasa frustrasi ketika berhadapan dengan situasi yang tidak sesuai harapan.

Stabilitas emosi pun terganggu, karena otak tidak lagi dilatih untuk menangani masalah dengan tenang. Seseorang yang mengalami popcorn brain bisa merasa kesulitan mengelola perasaan atau cemas berlebihan terhadap hal-hal kecil yang sebenarnya tidak begitu signifikan.

7. Kecenderungan untuk Melakukan Multi-Tasking

Otak yang terpapar secara terus-menerus pada teknologi digital cenderung mengembangkan kebiasaan multitasking. Meskipun terlihat efisien, kebiasaan ini justru mengurangi kemampuan otak untuk fokus pada satu tugas dengan baik. Misalnya, kamu mungkin merasa perlu menjawab pesan sambil menonton video atau bekerja sambil memeriksa media sosial.

Namun, riset menunjukkan bahwa multitasking justru membuat kualitas kerja menurun. Otak tidak dapat mengerjakan beberapa hal secara bersamaan dengan efektif, dan ini dapat menyebabkan penurunan kualitas pekerjaan serta pengambilan keputusan yang buruk.

Yolanda Agne berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Macam Gaya Hidup yang Mengurangi Fungsi Kognitif

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus