Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Toilet training alias pelatihan cara buang air di jamban adalah hal yang penting sebab anak akan menjadi mandiri dan lebih bertanggung jawab akan kebersihan diri sendiri. Meski demikian, masih banyak perdebatan yang terjadi di kalangan orang tua tentang waktu terbaik untuk menerapkan toilet training pada anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Spesialis urologi Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) Depok, Fina Widia, pun tidak memungkirinya. “Sekarang juga belum ada kesepakatan kapan waktu yang tepat untuk toilet training,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, Fina lebih menyarankan agar toilet training bisa dilakukan sedini mungkin. Tujuannya pun beragam. Pertama, ini bisa menolong anak untuk terhindar dari berbagai infeksi akibat penggunaan pampers.
“Popok kan harus diganti selama beberapa waktu sekali agar kulit tidak lembab karena anak buang air. Tapi kalau dia sudah bisa ke toilet, maka risiko iritasi jadi minim,” ungkapnya.
Kedua, ia juga menyebut jika toilet training bisa mencegah anak dari kejahatan seksual sebab saat memasuki taman kanak-kanak (TK), anak bisa ke toilet sendiri tanpa bantuan orang lain. Anak juga mengerti bahwa alat vital hanya bisa dipegang oleh dirinya sendiri dan bukan orang lain.
“Kalau dia belum toilet training dan pergi ditemani orang lain, risiko sexual abuse akan semakin besar,” jelasnya.