Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Amarah dan Sakit Kepala

29 Juni 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lepaskan amarah yang menyesakkan. Sebab, amarah yang dipendam terus bisa menimbulkan sakit kepala permanen. Hal itu tampak dalam studi dari universitas St. Louis, Amerika Serikat, seperti ditulis situs Healthscout edisi Rabu pekan lalu.

Sebuah penelitian dilakukan terhadap 422 orang dewasa, 171 menderita sakit kepala. Para peneliti menggali dari tiga karakteristik kemarahan: kemarahan yang terpendam akibat permusuhan, rasa gelisah, dan putus asa.

Selain mendapati hal itu sebagai pemicu terbesar sakit kepala, para peneliti juga menyebut bahwa menahan kemarahan menimbulkan nyeri bagi penderita sakit kepala. Tak terkecuali tatkala faktor depresi dan gelisah masuk dalam hitungan. Penelitian selama ini menunjukkan kemungkinan: orang yang sering pusing punya banyak problem dengan amarahnya dan cara mereka melampiaskannya. Jadi, kalau marah, buat apa disimpan?

Dwi Arjanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus